Situasinya tak berubah. Sampai kemudian, si Alan telepon jam 23.00 lebih. Alan mengabarkan jika dia menyerah. Dia memilih pulang ke kost dan tidak menjalankan tugas bos.
Artinya motor si Nur pun dibawa Alan ke kost. Alan ogah balik ke kantor karena kelelahan. Sementara si Nur makin merana karena anaknya tak jadi ke Monas.
Aku ngantuk berat dan lelah. Aku pulang jalan kaki. Entah bagaimana cerita si Nur selanjutnya, aku tak ingat.
Setelah lama berlalu, aku dapat kabar si Nur kini jadi pejabat. Sembari mengenang bagaimana dia kebingungan di tahun baru dan kini jadi pejabat, aku kadang terkekeh sendiri. Hidup memang kadang begitu, menyedihkan, menggelikan, dan mengejutkan. Sebab, aku tak menyangka si Nur akhirnya jadi orang penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H