Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepinya Musala Kampung Kami

22 Maret 2021   12:14 Diperbarui: 22 Maret 2021   12:28 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Wanto diberondong macam-macam kata yang menyengat. Wajahnya terlihat kuyu tak lagi unyu-unyu. Ternyata bukan hanya Kiman yang menyerang. Pak Diran, Pak Deri, Kang Marta, juga bertubi-tubi menyerang Pak Wanto.

Sejak pertemuan itu, Pak Wanto merasa berdosa amat sangat. Dia menyesali dirinya sendiri. Pak Wanto sakit tak bisa jalan. Dia tak mau makan. Lalu, tak ada lagi imam di musala An-nur. Sebab, semua orang sudah pindah ke musala RT sebelah.

Sore ini aku dapat informasi Pak Wanto wafat. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun