Pak Wanto diberondong macam-macam kata yang menyengat. Wajahnya terlihat kuyu tak lagi unyu-unyu. Ternyata bukan hanya Kiman yang menyerang. Pak Diran, Pak Deri, Kang Marta, juga bertubi-tubi menyerang Pak Wanto.
Sejak pertemuan itu, Pak Wanto merasa berdosa amat sangat. Dia menyesali dirinya sendiri. Pak Wanto sakit tak bisa jalan. Dia tak mau makan. Lalu, tak ada lagi imam di musala An-nur. Sebab, semua orang sudah pindah ke musala RT sebelah.
Sore ini aku dapat informasi Pak Wanto wafat. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!