Sampai satu ketika ada Rudi, anak yang beranjak tua memaksa Mamat untuk ngobrol. "Manusia diciptakan tidak hanya untuk  berdoa. Manusia juga harus kerja. Tidak hanya berpangku tangan dengan menerima derma," kata Rudi.
Mamat kemudian goncang. Dia merasa sangat bersalah karena memberatkan orang kampung yang selalu memberinya makanan. Mamat kemudian pergi dan tak pernah kembali. Dia pergi mengikuti angin berembus. Setiap jalan yang dilewati Mamat, akan berbau wangi melati. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI