Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Alasan Vietnam Melesat dan Alarm Serius bagi Pekerja Indonesia

28 Desember 2024   21:53 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:40 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pham Nguyen Thanh Loan (tengah), dosen Hanoi University of Science and Technology, mengarahkan mahasiswa di laboratorium universitas tersebut di Hanoi, Vietnam, 1 Maret 2024. (Foto: AFP/NHAC NGUYEN via kompas.id)

Statistik Menarik:

  • Rata-rata pekerja manufaktur Vietnam menghasilkan 25 unit produk per jam.
    Di Indonesia, angka ini hanya mencapai 18 unit per jam.

3. Dukungan Pemerintah yang Konsisten

Vietnam tidak hanya menawarkan pekerja yang produktif, tetapi juga pemerintah yang proaktif. Kebijakan seperti pengurangan pajak, pembangunan kawasan industri terpadu, dan penghapusan birokrasi berbelit membuat investor merasa nyaman.

Samsung membangun salah satu pabrik terbesar mereka di Vietnam setelah pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan pajak selama 10 tahun. 

Bandingkan dengan Indonesia, di mana proses perizinan saja bisa memakan waktu berbulan-bulan. Visualisasi data tren FDI di Asia Tenggara akan memperkuat argumen ini.

Bagaimana Kondisi Pekerja Indonesia?

pexels
pexels

1. Fleksibilitas dan Kreativitas: Potensi yang Belum Tergarap Maksimal

Pekerja Indonesia dikenal fleksibel dan kreatif. Kita mampu menemukan solusi unik untuk masalah yang kompleks. Namun, sayangnya potensi ini sering tidak diarahkan dengan baik. Kurangnya pelatihan dan sistem pendukung membuat kemampuan ini tidak teroptimalkan.

2. Masalah Disiplin dan Konsistensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun