"Anak-anak muda ini bukan tidak setia, tapi mereka cepat merasa bosan jika tidak ada tantangan dan ruang untuk berinovasi," ungkap Lina, seorang pengamat ketenagakerjaan.
3. Penurunan Citra Perusahaan
Semakin banyak karyawan muda yang keluar, semakin buruk reputasi perusahaan di mata pencari kerja baru.
Review negatif di platform seperti Glassdoor bisa berdampak besar pada citra perusahaan. Ini juga membuat perusahaan sulit menarik talenta terbaik di masa depan.
Evolusi Jam Kerja Kantoran: Haruskah Dimulai Sekarang?
Jika ingin tetap relevan dan kompetitif, perusahaan perlu mulai mengevaluasi ulang sistem kerja mereka. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel dan remote-first policy.
Misalnya, Buffer, sebuah perusahaan perangkat lunak, menerapkan kebijakan remote-first sejak 2015 dan mengalami peningkatan besar dalam kepuasan serta retensi karyawan.
Sementara itu, Unilever di Selandia Baru mulai mengadopsi four-day workweek sebagai eksperimen untuk melihat apakah kebijakan ini bisa meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.
Resign massal dari karyawan Gen Z bukan hanya tren sesaat, melainkan tanda bahwa dunia kerja tradisional sudah tidak lagi sejalan dengan kebutuhan generasi muda.
Jika perusahaan tidak segera beradaptasi dengan menawarkan fleksibilitas, ruang untuk berkembang, dan lingkungan kerja yang lebih inklusif, bukan tidak mungkin fenomena ini akan terus berlanjut dan semakin besar.