Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Fenomena Gen Z Cabut dari Kantor, Kapan Jam Kerja Kantoran akan Berevolusi?

9 Oktober 2024   16:47 Diperbarui: 13 Oktober 2024   09:17 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E 

"Anak-anak muda ini bukan tidak setia, tapi mereka cepat merasa bosan jika tidak ada tantangan dan ruang untuk berinovasi," ungkap Lina, seorang pengamat ketenagakerjaan.

3. Penurunan Citra Perusahaan

Semakin banyak karyawan muda yang keluar, semakin buruk reputasi perusahaan di mata pencari kerja baru. 

Review negatif di platform seperti Glassdoor bisa berdampak besar pada citra perusahaan. Ini juga membuat perusahaan sulit menarik talenta terbaik di masa depan.

Evolusi Jam Kerja Kantoran: Haruskah Dimulai Sekarang?

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Jika ingin tetap relevan dan kompetitif, perusahaan perlu mulai mengevaluasi ulang sistem kerja mereka. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel dan remote-first policy.

Misalnya, Buffer, sebuah perusahaan perangkat lunak, menerapkan kebijakan remote-first sejak 2015 dan mengalami peningkatan besar dalam kepuasan serta retensi karyawan. 

Sementara itu, Unilever di Selandia Baru mulai mengadopsi four-day workweek sebagai eksperimen untuk melihat apakah kebijakan ini bisa meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.

Resign massal dari karyawan Gen Z bukan hanya tren sesaat, melainkan tanda bahwa dunia kerja tradisional sudah tidak lagi sejalan dengan kebutuhan generasi muda. 

Jika perusahaan tidak segera beradaptasi dengan menawarkan fleksibilitas, ruang untuk berkembang, dan lingkungan kerja yang lebih inklusif, bukan tidak mungkin fenomena ini akan terus berlanjut dan semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun