2. Beban Kerja yang Tak TerkendaliBanyak perusahaan yang tanpa disadari meningkatkan ekspektasi produktivitas karena asumsi bahwa karyawan memiliki waktu lebih banyak di rumah.
Fenomena ini sering disebut sebagai "productivity paranoia" --- atasan merasa bahwa karyawan yang bekerja dari rumah tidak benar-benar bekerja kecuali mereka "terlihat" aktif secara virtual.
3. Kurangnya Interaksi SosialZoom meeting yang sering terjadi tidak sepenuhnya menggantikan interaksi tatap muka.
Studi dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa kurangnya hubungan sosial dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan mental dan memicu rasa kesepian.
4. Teknologi yang MenggangguIronisnya, teknologi yang awalnya diciptakan untuk memudahkan pekerjaan justru menjadi salah satu pemicu burnout.
Sebuah istilah baru yang disebut "Zoom Fatigue" mengacu pada kelelahan berlebihan akibat terlalu sering melakukan meeting virtual.
Dampak Burnout pada Produktivitas dan Kesehatan Mental
Burnout bukan hanya sekadar rasa lelah. Ini adalah kondisi yang lebih serius dan dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang. Beberapa dampak burnout antara lain:
Penurunan Kualitas Kerja: Karyawan yang burnout cenderung membuat lebih banyak kesalahan, kurang fokus, dan bahkan mengalami penurunan kemampuan dalam mengambil keputusan.
Kesehatan Mental Terancam: Burnout sering dikaitkan dengan meningkatnya gejala depresi, kecemasan, serta insomnia.
Dampak pada Hubungan Pribadi: Seseorang yang burnout juga lebih cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan mengalami ketegangan dalam hubungan keluarga.