Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja dari Rumah Tak Seindah Bayangan? Ini Solusi untuk Atasi Burnout!

7 Oktober 2024   06:30 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Dampak Burnout pada Produktivitas dan Kesehatan Mental

Burnout bukan hanya sekadar rasa lelah. Ini adalah kondisi yang lebih serius dan dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang. Beberapa dampak burnout antara lain:

  • Penurunan Kualitas Kerja: Karyawan yang burnout cenderung membuat lebih banyak kesalahan, kurang fokus, dan bahkan mengalami penurunan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  • Kesehatan Mental Terancam: Burnout sering dikaitkan dengan meningkatnya gejala depresi, kecemasan, serta insomnia.
  • Dampak pada Hubungan Pribadi: Seseorang yang burnout juga lebih cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan mengalami ketegangan dalam hubungan keluarga.

5 Cara Mengatasi Burnout di Era Hybrid Working

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Lalu, bagaimana cara terbaik untuk mengatasi burnout? Berikut adalah lima strategi yang bisa Anda terapkan agar tetap produktif dan bahagia di tengah pola kerja yang baru ini:

  1. Membuat Batasan yang Jelas Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi

    Tentukan jadwal kerja yang konsisten dan patuhi dengan ketat. Jika memungkinkan, buat ruang kerja khusus yang terpisah dari area bersantai. Ketika jam kerja berakhir, tinggalkan ruang tersebut dan jangan kembali hingga keesokan harinya. Cara ini membantu otak Anda beralih dari "mode kerja" ke "mode istirahat" dengan lebih mudah. Menurut Dr. Adam Grant, seorang psikolog organisasi dari Wharton School, menciptakan ritme kerja yang sehat adalah kunci untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja.

  2. Menerapkan Mindfulness dan Teknik Relaksasi

    Latihan mindfulness tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan fokus dan kebahagiaan. Praktikkan meditasi sederhana seperti pernapasan dalam selama 10 menit setiap pagi sebelum memulai pekerjaan. Studi dari National Institute of Health (NIH) menunjukkan bahwa meditasi dapat menurunkan hormon stres kortisol dan meningkatkan suasana hati.

    Cobalah aplikasi seperti Headspace atau Calm untuk memulai rutinitas mindfulness harian Anda.

  3. Membangun Kembali Interaksi Sosial yang Hilang

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun