Pemilih muda adalah segmen yang sangat strategis namun sulit didekati. Untuk memenangkan hati mereka, kandidat harus mampu memadukan strategi digital yang inovatif dengan pendekatan substansial yang membahas isu-isu yang relevan bagi mereka. Pemilu 2024 bukan lagi soal siapa yang paling populer di media sosial, tetapi siapa yang mampu menawarkan perubahan nyata yang sesuai dengan harapan dan aspirasi pemuda Indonesia.
Dengan memahami dinamika dan preferensi pemilih muda, serta menghindari jebakan citra kosong di media sosial, kandidat dapat memposisikan diri sebagai figur yang tidak hanya layak dipilih, tetapi juga diharapkan untuk membawa perubahan nyata bagi masa depan Indonesia.
Bagaimana menurut Anda? Apakah strategi kampanye digital sudah cukup untuk memenangkan hati pemilih muda? Atau justru perlu ada pendekatan baru? Yuk, bagikan pendapat Anda di kolom komentar dan mari berdiskusi bersama!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H