Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024: Mampukah Kandidat Meraih Suara Generasi Z?

5 Oktober 2024   20:59 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:26 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

1. Penggunaan Media Sosial yang Efektif
Kampanye digital tidak lagi sebatas unggahan janji politik atau pidato panjang di kanal YouTube. Kandidat harus lebih inovatif dan berani bereksperimen dengan format yang dekat dengan generasi muda, seperti konten video pendek di TikTok, meme yang relatable, serta infografis yang mudah dipahami. Video interaktif yang mengajak audiens untuk berpartisipasi, sesi Q&A di Instagram Live, hingga kolaborasi dengan kreator konten lokal telah menjadi strategi yang banyak diadopsi.

Sebagai contoh, Ganjar Pranowo kerap menggunakan TikTok untuk menyampaikan program-program kerjanya dengan gaya yang lebih kasual dan menghibur, sementara Prabowo Subianto menggunakan Facebook untuk menampilkan kegiatan sehari-harinya guna menciptakan kedekatan dengan pemilih senior dan muda secara bersamaan. Strategi ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya berfungsi sebagai alat kampanye, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun narasi dan citra kandidat(rumahpemilu).

2. Kolaborasi dengan Influencer dan Komunitas Muda
Kandidat yang paham pentingnya suara pemuda tahu bahwa merangkul influencer dan aktivis muda adalah langkah strategis untuk menarik atensi mereka. Anies Baswedan, misalnya, kerap kali terlihat berkolaborasi dengan komunitas pencinta anime di Jakarta. 

Langkah ini bukan hanya untuk menarik minat, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa kandidat tersebut memahami minat dan kultur anak muda(rumahpemilu). Namun, kolaborasi semacam ini harus dilakukan dengan hati-hati. Generasi muda sangat peka terhadap pencitraan yang dipaksakan dan bisa dengan cepat mendeteksi ketidakotentikan.

3. Kampanye Berdasarkan Isu yang Dekat dengan Pemilih Muda
Jika generasi sebelumnya lebih tertarik pada stabilitas ekonomi dan keamanan, generasi muda saat ini lebih peduli pada isu-isu sosial seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak-hak kebebasan berekspresi. Kandidat yang berani mengangkat isu-isu ini secara substantif dan menunjukkan program nyata akan lebih mudah meraih simpati. Misalnya, beberapa kandidat mulai memasukkan kebijakan energi terbarukan dan program keberlanjutan lingkungan sebagai bagian dari agenda kampanye mereka(csis).

4. Kreativitas dalam Menyampaikan Pesan Politik
Kreativitas adalah kunci utama dalam memenangkan hati pemilih muda. Mereka lebih menyukai konten yang out of the box dan berbeda dari gaya kampanye konvensional yang monoton. 

Menggunakan video parodi, lagu kampanye yang catchy, atau bahkan komik politik dapat menjadi strategi yang efektif. Misalnya, di Amerika Serikat, Alexandria Ocasio-Cortez sukses menggunakan Instagram Live untuk berdialog secara informal tentang isu-isu kebijakan, membuatnya terasa lebih autentik dan dekat dengan audiens muda.

Mengatasi Tantangan: Apatisme Pemilih Muda

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Salah satu tantangan terbesar dalam meraih suara pemilih muda adalah sikap apatis yang tinggi. Survei menunjukkan bahwa hanya 16% pemuda yang rutin mengikuti berita politik(rumahpemilu). Ini disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap janji politik dan kekecewaan terhadap sistem yang ada. 

Untuk mengatasi tantangan ini, kandidat harus lebih dari sekadar menarik perhatian. Mereka harus membangun kepercayaan dengan menunjukkan tindakan nyata dan menawarkan ruang bagi pemilih muda untuk berkontribusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun