Mohon tunggu...
Roman Krama Wijaya
Roman Krama Wijaya Mohon Tunggu... kuli panggul -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Libur Kecil Bersama Aghung Nini

13 September 2016   05:23 Diperbarui: 13 September 2016   06:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas, buka kaos kaki Alesha, biar latihan jalan di rumput. Mumpung rumputnya masih berembun. Biar Alesha bisa cepet jalan," teriak ibu kepada ayah.

Ayah akhirnya membuka kaus kakiku dan memapahku di atas rumput yang masih berembun. Ternyata rasanya sangat aneh. Telapak kakiku seperti digelitik rumput-rumput hijau itu. Sampai-sampai aku tertawa geli dan beberapa kali mengangkat kakiku. Tapi akhirnya aku terbiasa.

"Asek Alesha udah bisa jalan," teriak tante Teu kegirangan, sambil mengabadikan momen pertama aku belajar berjalan.

Tiga puluh menit berselang, kami meninggalkan tempat itu, menuju lokasi yang hampir sama. Kali ini kami berteduh di bawah pohon besar, menggelar tikar di atas rumput sambil menikmati makanan ringan.

Udara yang sejuk membuat mataku kantuk usai ibu memberiku ASI. Aku pun tertidur pulas di atas tikar yang dilapisi kasur kecil itu. Usai tertidur hampir satu jam, aku terbangun saat sinar mentari mulai menyengat di kulitku.

Sebelum akhirnya kami pulang, ayah mengajakku bermain lagi menggunakan stroller. Ayah membawaku keliling di sekitar hamparan rumput dan melihat pohon besar asal Afrika, Babaon, yang biasa juga disebut Pohon Tikus Mati.

Kata ayah, setiap musim semi pohon itu berbunga seperti tikus. Bunganya menggantung dengan batang memanjang seperti ekor, serta diselimuti bulu-bulu halus hingga menyerupai tikus. Sehingga pohon itu dikenal sebagai Pohon Tikus Mati.      

Proses Penyembuhan

Liburan kali ini sebenarnya bukan liburan biasa. Aku bersama keluarga punya misi besar mendukung Aghung Nini, dalam proses penyembuhan dari sakit yang dideritanya sejak empat bulan ini.

Dokter mendiagnosa, ada sel ganas seperti kanker di paru-paru Aghung Nini. Bahkan, kata dokter sudah stadium empat. Memang, beberapa kali uji lab menyebutkan tidak ditemukan sel ganas.

Sejak dokter mendiagnosa penyakit ini, kami sekeluarga merasa terpukul. Sepertinya kami tidak percaya. Terutama Aghung Nini, semangatnya hilang seperti jatuh di lubang yang sangat dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun