Perjalanan ini memiliki makna khas bagi Rasulullah, yaitu untuk menyaksikan keagungan Allah. Namun, pengalaman spiritual serupa dapat dirasakan oleh umatnya melalui shalat.
Shalat memungkinkan kita untuk merasakan suasana keterpesonaan saat menghadap Allah, bukan melalui perjalanan fisik melainkan perjalanan batin dalam jiwa kita sendiri.
Mari kita tinggalkan narasi-narasi yang tidak masuk akal dan menggantikannya dengan pemahaman yang lebih logis dan mendalam.
Isra' Mi'raj bukan tentang dongeng kuda bersayap atau "tawar-menawar" perintah shalat, melainkan tentang perjalanan spiritual yang menunjukkan kebesaran Allah dan menguatkan Rasulullah dalam menjalankan dakwahnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menghormati peristiwa ini sebagaimana mestinya dan menjadikannya inspirasi dalam hidup kita.
Kalau Nabi Muhammad saw dapat bermi'raj kepada Allah di sidratul muntaha, maka kita ummatnya pun bisa bermi'raj tiap saat melalui shalat. Shalat itu membuat kita terbang tinggi menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ash-shalatu Mi'rajul Mukminin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI