Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Kaprah Isra' Mi'raj, Bukan untuk Menerima Perintah Shalat

26 Januari 2025   13:32 Diperbarui: 26 Januari 2025   13:32 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Aqsa di Palestina (Shutterstock)

Agus Mustofa, dalam bukunya Terpesona di Sidratul Muntaha, memandang bahwa gambaran ini karikatural. Mengapa kita menggambarkan perjalanan Rasulullah dengan cara yang seolah-olah merendahkan kecanggihan peristiwa itu? Bukankah istilah "Buraq" sendiri berarti "kilat", yang lebih masuk akal jika ditafsirkan sebagai perjalanan dengan kecepatan cahaya?

Perspektif Sains Modern

Fakta dari ilmu Fisika modern menunjukkan bahwa materi dapat diubah menjadi energi, sebagaimana dirumuskan Einstein melalui E=MC. Bahkan, reaksi annihilasi yang melibatkan partikel dan antipartikel dapat menghasilkan berkas cahaya, sementara reaksi pair-production dapat mengubah cahaya menjadi partikel kembali.

"Jika dipahami melalui sudut pandang ini, perjalanan Isra' dapat dijelaskan sebagai proses transformasi tubuh Rasulullah menjadi energi cahaya, memungkinkan beliau untuk melakukan perjalanan dalam waktu yang sangat singkat. Dengan demikian, istilah Buraq lebih tepat dipahami sebagai kilat atau energi cahaya, bukan sebagai kuda bersayap," tulis Agus Mustofa.

Masjidil Aqsha dan Maknanya

Hal lain yang sering disalahpahami adalah tentang Masjidil Aqsha. Banyak yang menganggap masjid ini adalah bangunan yang ada di Palestina saat ini. Padahal, pada masa Rasulullah, masjid tersebut belum dibangun.

Masjid Al Aqsa di Palestina (Shutterstock)
Masjid Al Aqsa di Palestina (Shutterstock)

Masjidil Aqsha, yang berarti "masjid yang jauh", lebih merujuk pada tempat sujud di wilayah yang menjadi pusat dakwah para nabi sebelumnya, yakni Palestina. Pemahaman ini memberikan makna simbolis perjalanan Isra' sebagai napak tilas perjuangan dakwah Nabi Ibrahim hingga keturunannya.

Mi'raj: Bukan untuk Menerima Perintah Shalat

Anggapan bahwa Mi'raj dilakukan untuk menerima perintah shalat juga menimbulkan pertanyaan besar. Rasulullah SAW diketahui sudah melaksanakan shalat sebelum peristiwa ini terjadi, dan perintah shalat lima waktu tersebar di berbagai ayat Al-Qur'an yang diturunkan secara terpisah.

Selain itu, narasi tentang "tawar-menawar" jumlah shalat juga terasa bertentangan dengan sifat Rasulullah yang taat dan penuh keikhlasan. Apakah mungkin Rasulullah yang dikenal memiliki akhlak mulia akan "tawar-menawar" perintah Allah seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun