Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hamas - Israel Sepakat Damai, Ini Isinya

19 Januari 2025   14:57 Diperbarui: 19 Januari 2025   14:57 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Palestina di Khan Younis berkumpul pada hari Jumat, 17/1/2025, untuk menerima makanan dari dapur amal (Omar Ashtawy/Zuma Press)

Bagi warga Gaza, gencatan senjata ini memberikan secercah harapan setelah bertahun-tahun hidup di tengah konflik. Wilayah ini telah hancur lebur akibat perang, dengan lebih dari 46.000 orang tewas, menurut data pejabat kesehatan Palestina. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang menjadi korban langsung dari serangan udara dan bentrokan di darat.

Namun, meskipun ada harapan untuk perdamaian, banyak warga Gaza yang skeptis. Mereka telah menyaksikan berbagai kesepakatan gencatan senjata sebelumnya yang berakhir dengan kembalinya kekerasan.

"Kami hanya ingin hidup dengan damai, tetapi setiap kali ada kesepakatan, selalu ada sesuatu yang membuatnya gagal," kata seorang warga Gaza yang kehilangan keluarganya dalam perang.

Reaksi Keluarga Sandera

Di sisi lain, keluarga para sandera Israel juga menyambut baik kesepakatan ini, meskipun dengan perasaan campur aduk. Bagi mereka, kesepakatan ini adalah satu-satunya harapan untuk melihat orang-orang tercinta mereka kembali dengan selamat. Namun, banyak dari mereka yang khawatir bahwa kegagalan kesepakatan ini akan menjadi "hukuman mati" bagi para sandera yang tersisa.

Seorang pengunjuk rasa Israel yang menentang kesepakatan gencatan senjata memblokir jalan di Yerusalem pada hari Kamis, 16/1/2025 (Amit Elkayam/WSJ)
Seorang pengunjuk rasa Israel yang menentang kesepakatan gencatan senjata memblokir jalan di Yerusalem pada hari Kamis, 16/1/2025 (Amit Elkayam/WSJ)

Einav Zangauker, salah satu pemimpin protes keluarga sandera, mengatakan bahwa kegagalan kesepakatan ini akan membawa konsekuensi yang mengerikan. Putranya, Matan, adalah salah satu dari sandera yang baru akan dibebaskan pada fase kedua kesepakatan. "Kami tidak punya pilihan lain selain berharap," katanya dalam sebuah konferensi pers.

Masa Depan Perdamaian

Kesepakatan gencatan senjata ini, meskipun penting, hanyalah langkah awal menuju perdamaian yang lebih permanen. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari implementasi teknis hingga dinamika politik yang kompleks. Selain itu, keberhasilan kesepakatan ini juga bergantung pada dukungan dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, yang telah memainkan peran penting sebagai mediator.

Daniel Levy, mantan pejabat pemerintah Israel, mengatakan bahwa Netanyahu mungkin akan menggunakan fase pertama kesepakatan ini sebagai cara untuk menghindari krisis politik, tetapi ada kemungkinan besar bahwa ia akan menghentikan proses tersebut jika tekanan domestik meningkat.

"Netanyahu sekarang mungkin setuju dengan kesepakatan ini secara enggan, tetapi ia juga sedang mempersiapkan cara untuk keluar darinya," kata Levy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun