Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong dan Filosofi Sepak Bola yang Tak Lagi Berlabuh

7 Januari 2025   14:43 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi sepak bola Shin Tae-yong bukan hanya soal fisik. Ada seni dalam transisi yang cepat (KOMPAS.com/Mochamad Sadheli)

Pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia adalah kabar yang membuat hati saya remuk redam. Pada hari pengumuman itu, rasanya seperti melihat jimat keberuntungan saya terbakar perlahan.

Biasanya, saya menulis tiga konten per hari, tapi hari itu saya hanya menatap layar kosong, menulis satu kalimat, menghapus, lalu menyerah.

Namun, hidup terus berjalan. Daripada mengutuk keputusan yang sudah terjadi, lebih baik kita mengenang apa yang ia bawa: filosofi, gaya kepelatihan, dan warisan sepak bola yang membuat Shin Tae-yong bukan sekadar pelatih, tapi seorang visioner.

Sebagai pengelola SSB (Sekolah Sepak Bola), saya merasa warisan Shin masih melekat erat. Filosofi permainannya kini menjadi buku pedoman tak resmi untuk anak-anak yang saya latih.

Shin adalah pelatih yang tidak hanya mengubah gaya permainan, tetapi juga membentuk mental dan fisik pemainnya. Ia adalah semacam guru tai chi sepak bola, yang percaya bahwa keseimbangan antara fisik, taktik, dan mentalitas adalah kunci kesuksesan.

Bayangkan Shin di pinggir lapangan. Wajahnya tenang, tapi pikirannya penuh kalkulasi seperti komputer super. Filosofinya menekankan intensitas tinggi dan tekanan tanpa henti, semacam permainan sepak bola yang membuat lawan tidak punya waktu untuk bernapas.

Para pemainnya diminta mengejar bola seperti anak kecil mengejar layang-layang putus. Filosofi ini mungkin terdengar sederhana, tapi coba jalani selama 90 menit. Tidak ada ruang untuk malas-malasan, apalagi "jalan-jalan sore" di lapangan.

Shin percaya pada tekanan tinggi. Pemain depan adalah prajurit pertama dalam filosofi ini, mengganggu setiap bek lawan yang mencoba membangun serangan. Jika berhasil merebut bola, Shin menginstruksikan pemain untuk langsung menyerang, seperti seekor kucing liar yang menangkap tikus.

Filosofi ini, jika dilakukan dengan benar, membuat lawan bingung seperti kehilangan arah di labirin. Tapi ada harga yang harus dibayar: fisik pemain harus prima. Tidak ada tempat bagi pemain yang cepat kehabisan napas.

Latihan fisik ala Shin bukanlah sekadar pemanasan biasa. Bayangkan jogging lima kilometer di bawah matahari pagi, diikuti dengan interval sprint yang membuat otot terasa seperti terbakar.

Beberapa pemain mungkin menganggap metode ini sebagai bentuk penyiksaan, tetapi Shin melihatnya sebagai investasi. "Kalian akan berterima kasih nanti," mungkin itu yang sering ia katakan di sela-sela sesi latihan.

Namun, sepak bola Shin Tae-yong bukan hanya soal fisik. Ada seni dalam transisi yang cepat. Saat bola direbut, pemain harus tahu ke mana mereka akan bergerak, siapa yang akan diberi operan, dan bagaimana menciptakan peluang. Filosofi ini seperti tarian yang terencana---semua pemain harus bergerak selaras. Saat kehilangan bola, Shin meminta pemainnya untuk kembali bertahan secepat mungkin, atau lebih baik lagi, merebut bola kembali. Di sinilah kecerdasannya terlihat. Ia menciptakan tim yang selalu siap untuk menyerang dan bertahan tanpa kehilangan ritme.

Shin juga dikenal fleksibel dalam menggunakan formasi. Ia tidak terpaku pada satu pola permainan. Jika lawan bermain dengan gaya bertahan, ia akan mengubah formasi untuk mengeksploitasi celah kecil yang mungkin ada.

Selama melatih Timnas Indonesia, ia kerap menggunakan formasi 4-4-2, 4-2-3-1, atau 3-5-2 tergantung pada situasi pertandingan.

Jika lawan bermain terbuka, ia akan menyesuaikan strategi agar timnya bisa menyerang balik dengan lebih cepat. Pendekatan ini adalah bukti kecerdasannya, seperti seorang chef yang tahu persis bumbu apa yang harus ditambahkan untuk setiap masakan.

Pendekatan fleksibel ini juga terlihat dalam caranya menempatkan pemain di posisi yang berbeda. Shin tidak ragu mencoba pemain muda atau pemain dengan posisi asli tertentu untuk bermain di posisi yang berbeda jika ia melihat potensi. Contohnya, seorang bek sayap bisa dimainkan sebagai gelandang sayap untuk memaksimalkan kecepatan dan kemampuan bertahannya.

Namun, fleksibilitas ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Beberapa pihak merasa eksperimennya terlalu sering, membuat pemain kesulitan beradaptasi. Terkadang, perubahan formasi di tengah pertandingan terlihat seperti improvisasi yang terburu-buru. Tetapi bukankah eksperimen adalah bagian dari seni? Shin berani mencoba, dan itulah yang membedakannya dari pelatih lain.

Satu hal yang membuat Shin Tae-yong istimewa adalah fokusnya pada mentalitas pemain. Ia ingin pemainnya tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga memiliki mental juara. Dalam setiap pertandingan besar, ia selalu menekankan pentingnya semangat juang dan kepercayaan diri.

"Kalian harus percaya bahwa kalian bisa menang," mungkin itu yang selalu ia ucapkan di ruang ganti.

Di sisi lain, ia juga menanamkan disiplin ala Korea Selatan. Tidak ada toleransi untuk pemain yang terlambat, tidak menghormati rekan setim, atau bermain tanpa semangat. Shin adalah tipe pelatih yang akan memarahi pemain yang malas, tapi juga memeluk mereka jika mereka berjuang sampai titik darah penghabisan.

Selama melatih Timnas Indonesia, Shin membawa perubahan besar. Tim yang dulunya sering dipandang sebelah mata kini menjadi tim yang dihormati di Asia Tenggara. Ia membawa Indonesia ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia, sesuatu yang sebelumnya terasa seperti mimpi. Ia juga memberikan kesempatan kepada pemain muda, menciptakan fondasi yang kuat untuk masa depan.

Tentu saja, tidak semua orang setuju dengan pendekatannya. Ada yang merasa ia terlalu keras. Ada yang merasa filosofi permainannya tidak cocok untuk pemain Indonesia, yang lebih terbiasa dengan tempo permainan yang santai. Kritik ini mungkin valid, tetapi tidak bisa disangkal bahwa Shin membawa standar baru dalam sepak bola Indonesia.

Ketika PSSI memutuskan untuk mengakhiri kontraknya, banyak yang merasa kehilangan. Keputusan ini mungkin didasarkan pada ambisi untuk mencapai target yang lebih besar, seperti lolos ke Piala Dunia 2026. Tapi kehilangan Shin terasa seperti kehilangan seorang mentor, seseorang yang telah memberi banyak pelajaran berharga.

Warisan Shin Tae-yong tetap hidup. Filosofi permainannya akan terus diingat, bukan hanya oleh para pemain, tetapi juga oleh pelatih dan penggemar sepak bola di Indonesia. Ia mengajarkan bahwa sepak bola bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga soal kerja keras, disiplin, dan keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru.

Bagi saya, Shin bukan hanya pelatih favorit, tetapi juga inspirasi. Di SSB yang saya kelola, anak-anak kini berlatih dengan semangat yang sama seperti yang Shin tanamkan: tidak mudah menyerah, selalu percaya pada diri sendiri, dan bermain dengan hati.

Pemecatan Shin Tae-yong mungkin membuat saya malas menulis hari itu, tetapi kenangan tentang gaya kepelatihannya memberi saya alasan untuk terus berbagi cerita. Ia adalah bukti bahwa seorang pelatih bisa lebih dari sekadar seseorang yang memberi instruksi.

Ia adalah seorang pemimpin, seorang guru, dan seorang visioner. Shin mungkin sudah pergi, tetapi filosofinya akan terus hidup di hati para pecinta sepak bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun