Jawa Tengah hingga saat ini diketahui sebagai kandangnya Banteng. Suara Pilpres 2024 kemarin telah berhasil diacak-acak. Intimidasi, aparatur dan sembako telah menjadi senjata untuk mencukur habis suara calon Presiden-Wakil Presiden dari koalisi PDIP.
Tentu pengalaman itu menjadi pelajaran berarti. Putusan MK Nomor 60 dan 70 telah menjadi amunisi baru sekaligus penanda "sandyakala" kekuasaan yang telah menuju senja. Sekuat-kuat kekuasaan yang menindas akan lemah pada waktunya.
PDIP akhirnya telah umumkan pasangan calon Gubernur Wakil Gubernur, Andika Perkasa - Hendrar Prihadi (Hendi) untuk bergerak bersama memenangkan Pilkada Nopember 2024 agar Jawa Tengah kembali menyala.
Untuk Jakarta, karena pertimbangan bahwa mengambil momentum terbaik PDIP baik langsung maupun tak langsung telah mendapat simpati rakyat dalam kawal putusan MK.
Jika tak ada putusan MK, rasanya PDIP dimana mencari dukungan kursi tambahan untuk bisa mengusung calon Gubernur Wakil Gubernur yang telah diborong KIM plus.
PDIP tentu akan berterimakasih atas perjuangan rakyat yang sadar konstitusi sehingga kemerdekaan berdemokrasi khususnya di Jakarta bisa terwujud. Tak lagi ada kotak kosong atau calon boneka yang disetting arsitek istana.
Jakarta masih sebagai simbul episentrum kekuasaan politik, Jakarta adalah potret Indonesia di mata dunia. Pagar Senayan roboh, dunia pasti tahu.
Jakarta telah ditetapkan sebagai daerah khusus pusat ekonomi, pusat media dan miniatur keberagaman Indonesia membutuhkan analisa dan ragam pertimbangan yang menyeluruh untuk putuskan calon Gubernur Wakil Gubernur yang terbaik bagi warga Jakarta yang pluralis.
Tidak berpikir sempit hanya semata bagaimana mengalahkan Tukang Kayu, tapi dengan pertimbangan kompleksitas persoalan Jakarta membutuhkan pemimpin berintegritas yang bisa kerja, bukan hanya pencitraan seperti yang dilakukan Pinokio.
Banjir, macet, air bersih, polusi, kesehatan, sanitasi dan kemiskinan adalah persoalan yang harus diatasi. Itu bukan pekerjaan sehari selesai seperti bagi-bagi sembako. Butuh pemimpin Jakarta yang progresif revolusioner.
Semoga Jakmania juga mau melek politik, tidak hanya suka bola tapi paham bahwa Jakarta adalah salahsatu kota dunia, megapolitan, simbol Indonesia, sangat penting diurus oleh pemimpin yang tulus, berintegritas, berdedikasi.