Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Jangkar Baja Dukung Visi Indonesia Unggul Ganjar Mahfud

17 November 2023   10:28 Diperbarui: 17 November 2023   10:28 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemerintah harus lebih memberi ruang rakyatnya untuk kreatif, produktif dan inovatif melalui kebijakan dan stimulus karena sudah jelas Indonesia punya pangsa pasar domistik yang besar (Optimisme Ekonomi Pulih dengan Catatan,  24/06/2020).

Lazimnya di negara-negara maju, Pemerintah membutuhkan peran kerjasama pihak swasta, baik investasi dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Tentu investasi swasta murni atau skema kerjasama pemerintah membutuhkan stabilitas politik dan keamanan, kepastian hukum, pemangkasan birokrasi (perijinan), jaminan ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan buat negara serta yang tak bisa diabaikan adalah kesinambungan terkelolanya lingkungan tetap terjaga dengan baik (Omnibus Law untuk Kepentingan Siapa?, 12/03/2020)

Awal tahun 2020 dikenal dunia telah memasuki "Era Disrupsi", suatu fenomena di mana terdapat sejumlah perubahan atau lompatan yang besar, yang keluar dari tatanan yang lama, dan mengubah sistem yang lama menjadi sebuah sistem baru tak terkecuali dalam dunia bisnis.

Bertumbuhnya start up, e-commerce, market place, toko online, media sosial bisnis menandai telah terjadinya transformasi dari industri retail dengan teknologi baik skala korporasi maupun industri rumahan (home made).

Menjawab dari pesatnya perkembangan digitalisasi ekonomi serta masih terbukanya pasar domistik, maka pemerintah sudah seharusnya berkewajiban untuk mendorong, memberi bimbingan dan memberi stimulus permodalan sehingga bertumbuhnya ekonomi kreatif dan digitalisasi ekonomi yang pada gilirannya menjadikan UMKM naik kelas (Optimisme Merdeka 77 Tahun Republik Indonesia, 17/08/2022).

Berpuluh tahun kami menyaksikan pengelolaan sepak bola Indonesia antara pemerintah, PSSI, official manajemen, pemain dan supporter tidak dalam satu visi dalam melihat begitu strategisnya sepakbola jika bisa dijadikan "industri" seperti praktek mengelola kompetisi sepak bola dalam Liga di Eropa.

Sebagai sebuah "industri" yang bukan hanya sekedar pertandingan sepak bola, Liga Sepakbola memiliki beberapa sumber pendapatan/penghasilan, diantaranya dari penjualan tiket penonton, hak siar (televisi dan platform streaming), investasi, sponsorship, biaya transfer pemain, jersey dan merchandise, dan juga menjadi event wisata yang mendatangkan devisa (Indonesia Berduka Ironi Prestasi Garuda Muda, 2/10/2022).

Kedaulatan Pangan & Desa Mandiri

Bangsa kita juga tidak boleh mengesampingkan sektor agraris yang telah teruji ketika menghadapi pandemi Covid 19, karena sektor pertanianlah yang membantu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jika pemerintah memang benar-benar ingin mewujudkan kedaulatan pangan, maka aspek ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan pangan harus benar-benar menjadi standar alat ukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun