Mohon tunggu...
Ike Soekarno
Ike Soekarno Mohon Tunggu... Lainnya - Anti riba

Berusaha untuk menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarkan Aku Dengan Pilihanku

21 November 2020   05:45 Diperbarui: 21 November 2020   08:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi : (Karya Ananda "Zhafirah")

      Detik-detik yang mendebarkan. Akhirnya dilewatinya juga. Apa pun hasilnya, itulah yang terbaik, pikir Dini. Dia sudah berusaha. Karena peserta yang lain semua bagus. Pembawa acara sudah kembali ke atas panggung, siap membacakan hasilnya.

      Kembali sujud syukur Dini. Karena namanya disebutkan sebagai peringkat kedua. Alhamdulillah. Walaupun tidak di posisi pertama, proses dari pencapaian ini sudah luar biasa menurutnya. Dan ini adalah pengalaman pertamanya.

      Masih mensyukuri hasil lomba hari ini, Dini dikagetkan dengan panggilan seseorang. Dia menoleh ke arah panggilan suara. Dari arah kanannya, seorang laki-laki paruh baya, menghampirinya. Tampilannya cukup perlente.

      “Dini kan?”

      “Iya Om....” masih bertanya-tanya dalam hati

      “Anak bu Wanti, yang di daerah Taman kan?” laki-laki itu kini sudah tepat di depannya.

      Kembali Dini mengamati. Perlahan dia mulai bisa mengingat. Sepertinya, lelaki ini pernah beberapa kali datang ke rumahnya, karena beliau termasuk pelanggan Bunda. Bunda memang tidak hanya menerima jahitan untuk wanita, tetapi laki-laki pun bisa.

      Tapi tunggu dulu. Kok bapak ini bisa tahu namaku? Sudah begitu akrabnyakah dengan Bunda sehingga tahu namaku? Hhhmmmm..... Lelaki paruh baya itu kemudian menawarkan untuk mengantarkannya, karena kebetulan dia juga akan mengambil bajunya yang dijahit Bunda. Dini tak bisa menolak, karena Pak Gatot, nama laki-laki itu sudah menyampaikan ke Pak Setyo, kalau dia akan mengantarkanku.

      Dalam perjalanan menuju rumah, Dini tak banyak bicara. Dia hanya menjadi pendengar yang baik. Pak Gatot bercerita tentang keluarganya. Bahwa istrinya dan anak satu-satunya meninggal karena kecelakaan beruntun di Tol Pantura. Kejadiannya 5 tahun yang lalu. Ups.....sama dengan kecelakaan yang dialami Ayah 5 tahun yang lalu, dan merenggut nyawa beliau.

      Lelaki paruh baya itu melanjutkan kembali ceritanya. Semenjak ditinggal istri dan anaknya, beliau mengajukan mutasi dan dipindahkan ke Jawa Timur. Lelaki ini terus saja bercerita, walau Dini yang berada di sampingnya diam beribu basa. Di benaknya, dia ingin segera sampai rumah.

      Begitu sampai rumah, Dini tak lupa mengucapkan terima kasih dan selanjutnya pamit ke dalam. Memanggil Bundanya, dan tidak keluar lagi. Dia tidak tau berapa lama, Bundanya menemui laki-laki itu. Dan dia tidak berniat tahu. Sudah capek ingin rebahan, setelah seharian mengikuti lomba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun