Mohon tunggu...
Ike Soekarno
Ike Soekarno Mohon Tunggu... Lainnya - Anti riba

Berusaha untuk menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biarkan Aku Dengan Pilihanku

21 November 2020   05:45 Diperbarui: 21 November 2020   08:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi : (Karya Ananda "Zhafirah")

      Sampai rumah, Dini langsung menyampaikan kepada Bunda amanah yang diberikan sekolah kepadanya.

      “Jalankan amanah itu dengan baik, sayang. Bunda doakan yang terbaik buatmu.” Selalu....selalu seperti itu. Bunda bukan sosok ibu yang berbicara panjang lebar tanpa makna. Beliau cukup berbicara satu kalimat, tapi sudah langsung membuatnya tenang dan siap menghadapi apa pun. Karena ada doa seorang ibu di belakangnya.

      Dua minggu berlalu. Dini sudah mempersiapkan segala keperluannya untuk tampil sebagai wakil sekolah. Dengan dibantu Bu Yuni, dia mempersiapkan semuanya. Mulai mencari topik hingga judul pidatonya nanti. Hari ini, waktu yang dinanti tiba. Bersama Pak Setyo dan Bu Yuni, serta beberapa murid SMA Nusantara, mereka menuju gedung tempat pelaksanaan lomba.

      Cukup ramai juga suasana di gedung itu. Peserta yang ikut juga lumayan banyak. Ada 150 peserta. Dan nantinya ada beberapa tahapan untuk bisa masuk ke babak final. Peserta yang masuk final akan disaring sebanyak 10 orang, untuk kemudian akan ditentukan kembali 5 terbaik.

      Sambil menunggu giliran, tak henti-hentinya Dini berdoa. Mohon yang terbaik kepada Allah agar dimudahkan lisannya dalam melakukan orasi nanti. Akhirnya, tibalah giliran Dini. Pemandu acara sudah memanggil namanya untuk segera naik ke atas pentas. “Bismillah” ucapnya dalam hati.

      “Semangat Din!” pak Setyo, bu Yuni dan teman-temannya memberi dukungan kepada Dini, sewaktu dia akan berjalan menuju pentas.

      5 menit waktu yang diberikan panitia bagi peserta untuk menyampaikan pidatonya. Dengan penuh percaya diri, Dini maju dan memulai. Menit pertama, kedua, dan sampai di menit terakhir. Alhamdulillah, berhasil dilaluinya dengan lancar. Aplaus dari penonton serentak terdengar, begitu dia mengakhiri pidatonya.

      Setelah semua peserta selesai membacakan pidatonya, dilakukan istirahat 1 jam. Memberi kesempatan kepada juri untuk menentukan siapa yang masuk ke dalam 10 besar. Waktu 1 jam terasa begitu singkat. Karena kembali peserta diminta memasuki ruangan untuk pembacaan pengumuman. Alhamdulillah.... dari 10 peserta yang disebutkan namanya, Dini termasuk di dalamnya. Ucapan selamat dari pak Setyo, bu Yuni dan teman-temannya.

      “Perjuangan belum berakhir Din. Besok adalah hari penentuan. Tetap semangat ya!” Pak Setyo, menepuk pundak Dini.

      Dan keesokan harinya, Tim SMA Nusantara sudah berkumpul lagi di gedung tempat pelaksanaan lomba. Hari ini penataan sedikit berbeda. Sepertinya karena hari penentuan. Setelah satu per satu dari 10 peserta maju dan beraksi, kembali peserta diistirahatkan. Untuk memberi kesempatan kepada dewan juri. 30 menit kemudian, pembawa acara kembali ke atas panggung dan mulai membacakan hasilnya.

      Kembali Dini tak habis-habisnya mengucap syukur, karena salah satu dari 5 peserta terbaik adalah dirinya. Kembali peserta diminta istirahat, untuk tampil kembali di babak terakhir. Kali ini setiap peserta diberi waktu 8 menit, 5 menit untuk berpidato dan 3 menit tanya jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun