Mohon tunggu...
Ike Putri N
Ike Putri N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

saya suka hidup

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kultur Diet sebagai Pemicu Eating Disorder

4 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   12:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Budaya diet yang berkembang di masyarakat kontemporer memberikan dorongan untuk mengikuti berbagai rencana diet ketat dalam upaya mencapai tubuh ideal. Meskipun meningkatkan kesehatan mungkin merupakan tujuan utama, strategi ini dapat menyebabkan gangguan makan yang parah. Selain membahas bagaimana diet obsesif dapat mengakibatkan gangguan makan, artikel ini akan menawarkan wawasan tentang penyebab, efek, dan strategi untuk mengatasi masalah ini.

Pengertian Eating Disorder

Eating disorder atau gangguan makan adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi perilaku makan seseorang serta persepsi mereka terhadap makanan dan tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang serta keseimbangan pola makannya. Meskipun ada banyak jenis gangguan makan, yang paling umum adalah anorexia nervosa, bulimia, dan BED.

Anorexia Nervosa

Ciri khas anoreksia nervosa adalah pembatasan makanan yang ekstrem, penurunan berat badan yang substansial, dan ketakutan yang berlebihan akan kenaikan berat badan. Individu dengan anorexia nervosa, dapat menahan diri untuk tidak makan dalam waktu yang signifikan mulai dari beberapa hari hingga sebulan penuh, dengan hanya berbekal minum dan makanan rendah kalori seperti permen karet. Penderita anoreksia sering kali memiliki persepsi yang keliru tentang tubuh mereka, percaya bahwa meskipun mereka sangat kurus, mereka masih kelebihan berat badan dan harus terus menahan lapar. Contoh gejala fisik yang dapat dialami adalah kelelahan, pusing, siklus menstruasi yang tidak teratur, dan mudah memar.

Bulimia

Sebaliknya, bulimia ditandai dengan pola makan berlebihan yang diikuti dengan tindakan kompensasi seperti muntah, menggunakan obat pencahar, atau berolahraga berlebihan. Penderita bulimia sering mengalami kehilangan kendali saat makan dan rasa bersalah yang kuat setelahnya. Mirip dengan anoreksia, bulimia dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental seseorang, termasuk kerusakan pada organ dalam.

Binge Eating Disorder (BED)

Episode binge eating yang berulang, di mana seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah yang signifikan dalam waktu singkat dan mengalami kehilangan kendali, adalah ciri khas dari gangguan pesta makan (BED). Setelah episode binge eating, orang dengan BED tidak menggunakan perilaku kompensasi seperti muntah atau berolahraga berlebihan, berbeda dengan mereka yang mengalami bulimia. Perasaan bersalah dan malu sering muncul pada individu dengan BED.

Faktor Penyebab Eating Disorder

1. Faktor Psikologis

Banyak individu dengan eating disorder juga mengalami masalah psikologis lain seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif (OCD). Perilaku diet yang ekstrem sering kali dipicu oleh ketidakpuasan terhadap citra tubuh seseorang dan keinginan yang kuat untuk mendapat kontrol atas diri. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki kecenderungan untuk perfeksionisme lebih rentan terhadap perkembangan eating disorder.

2. Tekanan Sosial

Penampilan fisik yang kurus sering dikaitkan oleh masyarakat dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Standar kecantikan yang tidak realistis juga sangat dipengaruhi oleh media sosial. Banyak orang memiliki ekspektasi yang tidak realistis akibat foto-foto selebriti dan influencer yang diubah secara digital. Sebuah studi menemukan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan ketidakpuasan tubuh dan risiko gangguan makan di kalangan remaja perempuan. Hal ini diperparah dengan keadaan dimana menahan lapar demi mendapatkan tubuh yang diinginkan sudah dinormalisasi.

3. Diet Berlebihan

Penerapan diet yang terlalu ketat dapat menyebabkan rasa lapar yang berlebihan dan memicu siklus makan tidak sehat. Pembatasan kalori yang ketat dapat menyebabkan peningkatan keinginan untuk makanan tertentu yang sebelumnya dianggap "terlarang" atau "tidak aman" bagi mereka karena tingkat kalori yang tinggi, sehingga memicu binge eating.

Dampak Obsesif terhadap Diet

Sifat kompulsif dan obsesif dari program diet dapat menyebabkan pola pikir yang berbahaya. Orang mungkin mulai mengabaikan kebutuhan nutrisi tubuh mereka ketika mereka terjebak dalam siklus diet yang tidak sehat, menyebabkan diacuhkannya efek negatif pada kesehatan tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan:

1. Perubahan Pola Makan

Orang yang mengikuti diet ketat sering mengalami perubahan pola makan yang drastis karena merasa tertekan untuk mengatur setiap bagian dari asupan mereka. Mereka dapat mengembangkan obsesi untuk melacak kalori atau berhenti makan makanan tertentu. Hal ini akan berlanjut hingga mereka bisa memilih untuk tidak makan sama sekali.

2. Gangguan Kesehatan Mental

Tingginya tingkat stres emosional karena keinginan berlebih untuk mempertahankan berat badan yang rendah dapat memperburuk kesehatan mental dan meningkatkan kemungkinan tumbuhnya eating disorder. Menurut penelitian, dibandingkan dengan populasi umum, mereka yang mengalami gangguan makan sering kali memiliki tingkat kecemasan dan kesedihan yang lebih tinggi.

3. Risiko Kesehatan Fisik

Gangguan makan dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti kerusakan organ, masalah pencernaan, osteoporosis, mandul, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Menurut National Eating Disorders Association (NEDA), anorexia memiliki tingkat kematian tertinggi di antara semua gangguan mental.

Mengatasi Masalah Eating Disorder

1. Kesadaran Diri

Meningkatkan kesadaran diri akan sikap tidak sehat terhadap makanan dan citra tubuh adalah langkah awal untuk mengatasi eating disorder. Penderita eating disorder harus menyadari gangguan makan yang mereka alami. Saat individu dengan eating disorder masih tenggelam dalam pemikiran bahwa yang dia sudah melakukan sesuai yang semestinya, akan membutuhkan penanganan ekstra dalam upaya penyembuhannya.

2. Mencari Dukungan Profesional

Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater sangat penting dalam menangani gangguan makan. Terapi perilaku kognitif (CBT) telah terbukti efektif dalam membantu individu mengubah pola pikir negatif terkait makanan dan citra tubuh.

3. Membangun Hubungan Sehat dengan Makanan

Orang harus memahami bahwa sangat penting bagi orang untuk mengembangkan hubungan yang positif dengan makanan dengan makan secara intuitif. Hal ini dapat memulai dengan mencoba mengurangi perasaan bersalah saat memakan beberapa jenis makanan yang dianggap tidak aman dan memperhatikan isyarat lapar dan kenyang dari tubuh

4. Pendidikan Nutrisi

Untuk membantu orang memahami pentingnya menjaga pola makan yang seimbang, pendidikan gizi juga sangat penting. Kita dapat mengurangi ketakutan terhadap beberapa makanan dengan mengetahui bagaimana berbagai nutrisi mempengaruhi kesehatan secara umum. Wawasan tentang efek negatif jangka panjang malnutrisi dan kegiatan purging dengan muntah, juga dapat menjadi informasi bermanfaat yang dapat membuat penderita tahap awal berpikir dua kali.

Kesimpulan

Kultur diet yang obsesif dapat menjadi pemicu serius bagi perkembangan eating disorder. Penting bagi masyarakat untuk menyadari dan mengakui dampak negatif dari diet ekstrem dan mendorong sikap yang lebih positif terhadap makanan dan citra tubuh. Dukungan dari keluarga dan profesional kesehatan sangat penting dalam membantu individu mengatasi masalah ini dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan. Dengan meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah ini, kita dapat membina lingkungan sosial yang lebih mendukung kesejahteraan fisik dan mental setiap orang dan mempromosikan variasi tubuh dan penerimaan diri sebagai aspek dari pengalaman manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun