Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

River Maya

4 Februari 2019   19:30 Diperbarui: 4 Februari 2019   19:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reino telah berubah.  Perkataan dan sikapnya  telah menghujam batin Maya. Terbuang, begitu yang Maya rasakan saat ini.  Kini baginya, 'Sahabat' hanyalah sebuah kata yang tak ada artinya sama sekali.

Reino telah memutuskan untuk tidak menjadi sahabatnya lagi. Semua rasa aman yang ia  rasakan selama ini tiba-tiba menguap begitu saja.

***

Arga merebahkan dirinya disebongkah batu besar nan lebar, matanya terpejam sementara itu pelantang suara di telinganya mengeluarkan nada-nada favoritnya.  Senja belum datang, ia masih memiliki beberapa jam untuk menikmati manisnya suasana alam sore itu.  Suasana yang sudah lama ia lewatkan.   Kaki yang ia benamkan ke dalam air berkecipakan sementara tangannya memberi efek ombak di dalam sebuah bendungan kecil yang terbuat dari bebatuan di sampingnya.  Kedamaian mengalir di dalam setiap pembuluh darahnya.

***

Diantara perasaannya yang campur aduk tak menentu karena Reino, Maya mendapati ada tangan seseorang yang telah semena-mena  mengkacaukan dunia teman-teman kecilnya.  Dengan cepat Maya mengangkat tangan itu yang membuat sang empunya terlonjak kaget dan mendudukan dirinya dengan tergesa. 

Arga tertegun menatap gadis yang kini duduk bersimpuh di dekatnya.  Matanya tak berkedip.

"Bonnie, Clyde, Hercules, Iolaus, Himura, Sagara, Sidney, kalian baik-baik saja?"  Maya terisak, Arga terpana.

"Apa yang kamu lakukan disini?"  Maya melirik kejam, lirikan favorit Arga.

"A...aku..."  Arga tergagap.

"Mereka bisa saja mati karena ulah kamu."  Maya berkata dengan suara yang bergetar, menahan semua rasa pahit yang menggempurnya disana-sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun