Bonnie dan Clyde berlarian riang disela-sela jemarinya ketika tiba-tiba gadis yang duduk bersimpuh diatas sebongkah batu besar itu menyadari bahwa sinar mentari yang menemaninya kini mulai meredup.  Maya mengembuskan nafasnya berat, genap empat hari ini orang yang ditunggunya tak jua menampakkan batang hidungnya sedikit pun.  Kini baginya, "Janji" hanyalah sebentuk kata yang sama sekali  tak ada artinya. Â
"Bonnie, Clyde, Hercules, Iolaus, Himura, Sagara, dan kamu Sidney, kita jumpa lagi besok. Â Baik-baik disini. Â Hei, maafkan Reino ya, mungkin ia tengah sibuk sehingga tak bisa mengunjungi kalian." Maya berkata lirih lalu beranjak.
***
Arga mengumpat sesaat setelah ia terjatuh dari motornya.  Lirikan mata seorang  gadis yang selama ini menyita perhatiannya  ternyata dapat melahirkan kecompang-campingan pikiran.  Ia baru saja dibanting oleh motor kesayangannya yang lagaknya bekerjasama dengan lubang menganga.  Jalanan becek telah melahapnya dengan sukacita.  Kini sebagian tubuhnya berhias lumpur.Â
***
Maya mempercepat langkahnya ketika matanya menangkap sosok Reino yang berjalan tergesa. Â Dalam hati ia bertanya-tanya, tidak seperti biasanya Reino mengunjunginya di waktu istirahat seperti sekarang ini. Â Dan pertanyaannya seketika terjawab sudah ketika ia melihat Reino melambaikan tangannya ke arah seorang gadis. Â Pemuda itu ternyata datang bukan untuknya namun untuk Aisya, gadis yang kerap mewarnai kisah-kisah curahan hatinya selama ini.
***
Arga menyusuri jalan setapak dengan berhati-hati menuju sungai kecil yang dulu kerap ia sambangi untuk sekedar merenung, membasuh dirinya dari hiruk pikuk dunia dan tentu saja untuk merengkuh inspirasi. Â Ia berharap air sungai yang belum tercemari itu sedikitnya dapat membersihkan noda lumpur yang menempel di sebagian tubuhnya. Â Semenjak ia ditendang dari bandnya sendiri karena terlalu banyak bereksperimen dengan musik-musik diluar genre yang disepakati, Arga tidak pernah lagi mendatangi sungai itu. Ia memilih untuk meninggalkan sungai yang telah memberi apa yang ia butuhkan selama ini, walaupun terkadang ada rasa rindu untuk menikmati semua hal yang dulu pernah ia lalui.
***
Melarikan diri dari dunia ini adalah hal yang kini Maya lakukan. Â Ia baru saja mendapati bahwa Reino, sahabatnya tak ingin lagi melakukan apapun bersamanya.
"Aku telah menemukan duniaku, kini giliranmu untuk menemukan duniamu sendiri." Kalimat yang tadi  Reino katakan masih saja memenuhi rongga kepala gadis itu.