Sang menatap Fey sambil mengetuk-ngetukan jarinya di meja lalu pandangannya beralih ke pintu kedai kopi yang terbuka.
"Ah ya, "mereka" yang dulu kamu maksudkan adalah mereka?" Sang menunjuk seorang perempuan yang tengah menggandeng putranya yang tampan. Â Fey menahan nafasnya, ia beranjak dari duduknya namun Sang lebih dulu menangkap tangannya dan memintanya untuk duduk kembali.
Sang melambai kepada dua orang yang ingin Fey hindari itu. Perempuan ayu itu tersenyum kepada Fey.
"Fey, kenalkan ini Rima dan putranya, Sean. Â Nah, yang baru masuk itu suami Rima, Liam."
"Mereka baru saja pindah kemari, Liam menitipkan Rima dan Sean kepadaku selama ia membereskan semua urusan pekerjaannya."
Semua yang ada di benak Fey sebelumnya menghilang memunculkan kembali helai-helai rasa yang pernah meraja.
"Dan ini adalah cincin milik ibu, salah satu wanita yang aku sayangi selain kamu." Â Sang berbisik di telinga Fey sambil memasangkan cincin bertahtakan batu berkilau itu itu ke jari manis Fey.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H