Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Terakhir (Bagian 5)

3 Februari 2018   16:29 Diperbarui: 26 Agustus 2020   20:54 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku gak perlu dijaga, aku bukan pos ronda!"  Gadis yang dulu pernah dekat dengan pemuda itu muntab, dengan wajah masam ia bergegas meninggalkan Shia.

Rein melanjutkan perjalanannya sambil memegangi perutnya yang terdengar berisik ingin segera diisi.  Dengan langkah gontai ia menyeret kakinya yang terasa pegal.  Kantin yang ia tuju lumayan ramai, Rein menghempaskan tubuhnya di atas bangku plastik yang warnanya telah memudar.  Tak lama berselang satu piring gado-gado hadir dihadapannya.  Dengan sukacita, ia pun menyantap bongkahan lontong dan sayuran yang terbalut saus kacang itu.  Dalam waktu yang sangat singkat semua yang ada di piringnya tandas.  

Sambil menikmati teh hangatnya, ia melemparkan pandangannya ke segenap penjuru kantin.  Tanpa sengaja tatapannya bersiborok dengan seseorang yang juga tengah menatapnya.  Rein mendengus, menjejakkan kakinya dengan cepat dan menghampiri sosok yang kini tengah berpura-pura tak melihatnya.

"Kakak capek?" Rein mendaratkan tubuhnya di kursi kayu yang telah reyot.

"Hah?" Nara terlihat gugup, nasi goreng yang masih ia kunyah langsung ditelan sekaligus.

Rein menatap mata yang sama dengan milik mendiang Jed itu untuk beberapa detik dan langsung memalingkan tatapannya ke arah anak-anak lain yang tengah menikmati waktu istirahat mereka.

"Habis makan pasti kekuatan kakak balik lagi.  Soalnya setelah ini aku mau ke asrama buat pinjem buku ke Taka, terus ke kantor pos, pulang ke kosan terus ke tempat Umam buat ngebersihin virus laptop."

 "Maksud kamu apa?" Nara tersipu, ia salah tingkah.

 "Ngapain kakak ngebuntutin aku?" Rein meneguk teh tawar beraroma melati dari gelas Nara.

"Aku gak ngebuntutin kamu." Jawab Nara kalem.

"Aku lihat kakak di kantin Jurusanku,  himpunan,  koperasi, perpustakaan dan terakhir di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun