"Menyukai? Bahkan kamu tak tahu mereka itu apa dan bagaimana?"
Lennon beranjak dari duduknya, menuju lemari tempat ia menyimpan semua buku dan barang-barang rahasianya lalu membuka pintunya lebar-lebar.
Papanya terbelalak. Sebuah pemandangan yang luar biasa menyesakan dada mengolok-oloknya tanpa ampun. Dengan segera tangan kekarnya membanting pintu lemari itu.
"Huh, terlalu banyak bergaul dengan Noel."
"Om Noel memberiku banyak referensi, salah satunya adalah mereka. Dan ternyata aku menyukai mereka. Kemarin aku diajak Om bertemu mereka dan mereka menyambutku dengan tangan terbuka."
"Ya, karena mereka tahu apa yang akan kamu lakukan. Foto kamu ini akan mendongkrak kembali nama mereka yang telah tenggelam." Papanya berkata keras, giginya bergemeletuk.
"Maafkan aku Pa, tapi aku ..." Lennon menundukkan kepalanya.
"Sudah terlambat, sebentar lagi Papa pasti akan dicecar pertanyaan-pertanyaan tak bermutu yang mengesalkan." Papanya mendengus.
"Papa kecewa!."
Lennon menunduk lebih dalam.
"Kamu dihukum."