Hari ini, aku remuk redam. Susunan tulangku berantakan. Semoga saja tulang rusukku tidak, kalau iya, bagaimana nasib kisah percintaanku. Tak mungkin aku meminta Mas Anang jadi tumbal sambil menyanyikan lagu “Jodohku”.
September tahun ini ternyata lebih kelam dari tahun sebelumnya, seharusnya aku ganti nama saja menjadi September Merana.
***
"September! kamu di panggil kak April."
Aku terperanjat mendengar suara menggelegar bak gemuruh ombak di pantai selatan.
Dalam hatiku bertanya-tanya . Kak April? Mei, Juni, Juli?
Dari kejauhan aku melihat kak Nuno, rambutnya berkibar kibar bagai bendera setengah tiang. Segalak apapun dia, tidak membuatku berhenti mengaguminya. Ia begitu memesona sampai aku tak menyadari kalau sekarang sudah ada di hadapannya.
"September!"
Aku terperangah.
"Kamu melamun?"
Aku menggeleng sambil menundukkan kepala, bagaikan aksi mengheningkan cipta.