Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Lebih Baik Padam daripada Pudar

15 Juli 2016   14:37 Diperbarui: 23 April 2020   16:53 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hei, sedang baca apa?" sapa ku basa basi.

Sean menatap ku sekilas lalu kembali menekuri artikel yang tengah di bacanya.

Aku terhenyak, mengapa Sean tidak seperti biasanya. Ia terlihat sangat muram.

Tiba-tiba Sean menyerahkan surat kabar itu kepada ku, lalu pergi menembus hujan yang pekat.

Jawabannya ada di sana. Sosok yang di dewa kan oleh Sean, secara resmi telah menggabungkan diri ke dalam sebuah kumpulan bernama 27 club yang beranggotakan Jim Morisson, Jimmy Hendrik, Janis Joplin, dan Mia Zapata. Aku sulit membayangkan apa yang akan terjadi dengan fans-fans fanatiknya termasuk Sean.

***

Beberapa minggu ini aku tak pernah melihat Sean. Ia seakan hilang di telan bumi. Rupanya kesedihan telah membuatnya enggan untuk menyapa dunia.  Suatu malam aku pernah melihatnya dari balik gorden jendela ku. Ia datang dengan dua temannya, masuk kamar sebentar lalu pergi lagi. Walaupun kamar kami bersebelahan, tapi tidak membuatku menjadi tahu semua hal tentang Sean.  

***

Libur semester telah usai, gerbang tempat kos ku telah berganti warna. Dengan ringan aku langkahkan kaki ku menuju kamar ku. Namun langkah ku terhenti demi melihat sesuatu yang ganjil di depan pintu kamar Sean.  Selembar pita kuning bertulis “dilarang melintas garis polisi” melambai di tiup angin sore. Aku sangat terkejut, di kepala ku mulai berkumpul banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban segera.

"Dua hari lalu dia di temukan tak bernyawa oleh pak Rusli di kamarnya." Aji berbisik lirih di telinga ku. Aku menahan nafasku.

"OD." Aji kembali berbisik. Aku terhenyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun