Lalu dengan gerakan sekilat petir menyambar, Jappar membentangkan karton yang ternyata bertulis LIA. AKU PADAMU Arial, Bold, 72ft, fotokopi perbesar lima kali.
"Hiih norak." Lia sewot.
Gue terkikik gak pake suara ala filmnya Charlie Chaplin.
Gak ada respon yang menyenangkan dari Lia, Jappar jadi sedikit patah semangat. Dia iketin kemeja flanelnya di kepala, penampakannya jadi kayak Yaser Arafat.
Lalu dia naik pohon lagi. Sang pohon sebenernya udah ogah dinaikin Jappar, dalam hatinya pasti ingin jadi pohon dedalu perkasa, biar bisa ngelempar si Jappar kayak nasib Harry Potter, Ronald Weasley sama mobil sedan bokapnya Ron.
Gue penasaran, mau nyanyi lagu apa lagi dia. Sambil bikin jurnal penyesuaian yang gak sesuai sesuai, gue tunggu siarannya, kayak nunggu siaran sandiwara radio Brama Kumbara Satria Madangkara.
Dan lagu menyedihkan itu pun meluncur dari bibirnya yang kering karena puasa senin kamis.
I know someday you'll have a beautiful life
I know you'll be a star
In somebody else's sky, but why
Why, why can't it be, why can't it be mine.