"Itu Bara. Anak Ibu kos."
"Haah?"
"Gak usah pake kaget gitu lah."
"Lantas ngapain dia di sana?"
"Laah biasa, mencari kesenangan untuk dirinya sendiri. Udah kamu cuek aja, dia gak bakalan ganggu kamu kok."
Rhea menggaruk kepala tak gatalnya.
"Udah deh percaya aja sama aku, sana lanjutin jemurnya. Mau aku temenin?"Â
Rhea merengut dan menggeleng.
"Lagian nyuci malem-malem, masuk angin baru tau rasa." Miko ngeloyor masuk ke kamarnya.
Rhea kembali menapaki tangga kayu itu satu per satu. Pelan tapi pasti ia menengok ke arah di mana ia melihat sosok tadi. Dia masih di sana, diam tertunduk lesu. Rhea menjemur pakaiannya dengan waspada. Ia tidak ingin sosok itu tiba-tiba menerkamnya. Akhirnya tugas Rhea selesai juga, dengan mengendap-endap ia tinggalkan tempat itu. Sesekali ia menoleh ke belakang.
Sepanjang malam itu, Rhea tidak dapat nemejamkan matanya. Pikirannya berkelana ke mana-mana.