“Kin.” Bumi menarik bantal yang Kinan gunakan untuk menutupi wajahnya.
Ada rona merah di pipi Kinan ketika tatapan mereka bertemu.
“Ternyata kamu di rawat. Pantes aja, aku tungguin kamu tapi kamu gak muncul muncul dua malam ini.”
“Kamu nungguin aku?” Pipi Kinan kembali merona.
“Iya, rasanya ada yang hilang aja, waktu kamu gak ada di kos an.”
“Hei, cepet sembuh ya.” Bumi tersenyum tulus.
Kinan tersenyum malu dan mengangguk cepat.
“Bum, seminggu ini Om harus mulai kerja lagi, ada tour keliling Jawa.”
Tiba tiba Om Bimo telah berada di samping Bumi.
“Tour?” Bumi mengeryitkan dahinya.
Kinan mengacungkan tiga jarinya.
“Konser Underground.” Seru Kinan.
Bumi manggut manggut.
“Om titip Kinan ya. Tolong jagain dia, Om percaya sama kamu seperti hal nya Kinan mempercayai kamu.”
Bumi menatap Kinan tanpa berkedip.
“Pasti Om. Aku akan jaga dia sebaik baiknya.”
Jangan jangan malah dia yang jagain aku.
****
Bumi menatap John, Paul, Ringgo dan George yang masih saja tersenyum kepadanya. Empat orang Inggris itu kini mempunyai teman baru yaitu James, Lars, Kirk dan Jason yang tengah menatap garang ke arah nya. Bumi melirik jam di pergelangan tangannya, sudah saatnya untuk menjemput Kinan. Ia bergegas keluar kamarnya sambil bersenandung.
Never opened myself this way
Life is ours, we live it our way
All these words I don't just say
And nothing else matters
Trust I seek and I find in you
Every day for us something new
Open mind for a different view
And nothing else matters
[caption caption="sumber : urbanvox"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H