Pada interaksi inilah, penulis berasumsi bahwa terjadi peralihan bahasa berupa campur kode yang dilakukan oleh peserta grup. Grup WhatsApp yang dipilih oleh penulis adalah grup "Healing Go", yaitu para remaja yang suka traveling, lebih tepatnya jalan-jalan. Peserta terdiri dari empat orang yang berasal dari latar belakang sosial berbeda-beda, dan penulis sendiri tergabung di dalam grup tersebut.
Data penelitian ini berupa percakapan para remaja pada grup WhatsApp. Grup tersebut terbentuk sejak tanggal 26 Desember 2022. Oleh karena durasinya yang sudah cukup lama, maka penulis memutuskan untuk mengambil beberapa data dan menganalisa data yang sudah terwakili.Â
Jika ada data yang sifatnya sama, maka penulis mengambil data representatif. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesamaan data dan data yang berulang. Penulis menganalisa data dengan cara mengelompokkan data menjadi dua kategori, yaitu campur kode ke dalam (Inner Code-Mixing) dan campur kode ke luar (Outer Code-Mixing).
1. Campur Kode ke Dalam (Inner Code-Mixing)Â
Campur kode ke dalam adalah campur kode yang menggunakan bahasa asli dengan segala variasinya. Seperti data yang dari WhatsApp Group berikut ini.
Data 1
Ikah Lianasari: "Palay amat heh"
Teh Iyum: "Geura balik kah ja kabulan agustus mah sudah habis"
Dari data di atas, terdapat campur kode ke dalam, yaitu campuran bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Teh Iyum bahwa ke bulan Agustus sudah habis. Dalam bahasa Sunda, "Eunggeus beak."
Data 2
Teh Iyum: "Hahaha nyahoan lu"