Mohon tunggu...
ika cahya lestari
ika cahya lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswi universitas muhammadiyah jakarta, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, prodi administrasi publik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Budaya Korea Selatan dalam Mempererat Hubungan antar Negara dengan Indonesia

18 Juli 2022   09:08 Diperbarui: 18 Juli 2022   09:16 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, meskipun Korean Wave ini diterima dengan baik oleh kondisi sosial dan budaya di Indonesia, hal ini juga memberikan dampak kurang baik yang salah satunya adalah perubahan sosial yang terjadi pada generasi muda bangsa Indonesia adalah munculnya budaya hedonisme dimana budaya ini mulai merubah masyarakat usia muda yang berkisar usia 18-25 tahun. 

Banyak fenomena hedonisme yang berkembang di masyarakat akan semakin menunjukkan bagaimana pola perilaku sesorang telah berubah mengikuti pola perilaku budaya negara lain.

Dampak dari adanya globalisasi menjadi suatu permasahan di dunia yaitu ialah adanya fenomena Korean Wave menimbulkan efek luar biasa yang kian menjalar dan secara continue akan mengikis minat untuk mempelajari kultur budaya di negeri sendiri. 

Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, tentunya akan dapat menimbulkan kebingungan identitas diri pada remaja Indonesia. Bagi pelajar yang terlalu fanatik terhadap idol mereka juga mengakibatkan menurunnya minat belajar dan berpengaruh terhadap prestasi di sekolahnya karena ia hanya memikirkan idolnya saja, mengikuti perkembangan idolnya, menonton konser, streaming music video dan hal-hal lainnya yang sangat tidak menguntungkan baginya. 

Semakin berkembangnya Korean Wave di Indonesia menjadikan kemungkinan plagiarisme atau peniruan semakin besar. Selain itu kegiatan plagiarisme juga memberikan dampak negatif bagi plagiatnya. Mereka menjadi tidak kreatif dan tidak bisa berkreasi sendiri, hal ini dapat menjadikan seorang plagiat menjadi orang yang malas.

Seiring berkembangnya kemajuan zaman, gaya hidup hedonis semakin merajalela meracuni kalangan masyarakat di suatu negara, baik itu dari segi kaum muda sampai pada kaum tua. Hal itu dapat dicontohkan dengan menyebarnya tempat tempat hiburan malam (diskotik). Dari kaum muda hingga kaum tua datang menghabiskan waktu bersenangsenang, berfoya-foya, berjudi, minum-minuman keras, berzina dan sebagainya. 

Selain itu, mereka juga menghamburkan uang utuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk memuaskan segala keinginannya. Hedonisme juga merubah gaya berpakaian bagi para faham yang menganutnya, pada umunya mereka berpakaian setengah telanjang, bahkan tidak malu malu mengumbar auratnya didepan umum. 

Sudah banyak sekali masyarakat di berbagai negara yang menjalani gaya hidup tersebut, bahkan mendapatkan dukungan dari ligkungan sekitar, khususnya di kota-kota besar.

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan adanya kemitraan global. Berdasarkan salah satu tujuan ke-17 dari SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu, Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals). Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan. 

Dalam lingkup global, kemitraan yang dilakukan melalui organisasi internasional merupakan suatu strategi yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Sosial dan Kebudayaan merupakan dasar/landasan maupun sebuah alat, tujuan kegiatan-kegiatan kemitraan.

Kemitraan sosial budaya boleh dikatakan tidak hanya penerapan, pemberdayaan kebudayaan untuk memperbaiki perilaku diplomasi, tetapi juga menggunakan kemitraan global dalam diplomasi untuk menghormati dan melestarikan kebudayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun