Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sarung Lusuh dan Kopiah Usang Doja Badollahi

19 April 2018   15:18 Diperbarui: 21 April 2018   05:53 3680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: kolase (belitung.tribunnews.com)

"Abdullah...., jadilah Abdullah...." bergetar bibir Rio mengucapkan itu. Dipandangnya sekali lagi kalimat itu. "Aku harus kembali menjadi hamba Allah, mesti menjadi Abdullah." Bisiknya lagi. Lalu Rio membuka lembar terakhir.

25 Desember 1990

Aku pernah mendengar syair dinyanyikan ustaz ternama, buah karya pujangga tersohor, Abu Nawas namanya. Syair ini paling kusuka, meresap di sukma paling terdalam. Namanya Al-i'tiraf. Sebuah pengakuan akan dosa. Kelak aku berharap, selain menyucikan Allah dan shalawat pada nabinya, syair ini menggantung di bibirmu. Begini syairnya:

"Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi.

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi.

Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali.

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali.

Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka"

"(Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim.

Maka berilah aku ampunan dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun atas dosa yang besar.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun