g. Menunjukkan kesalahan dengan hukuman yang dapat menyadarkannya
Cara ini Allah gambarkan dalam QS. An-Nisa ayat 2, bahwa hukuman bagi orang yang melakukan zina adalah didera seratus kali dan dilakukan di hadapan sekumpulan orang-orang beriman.Â
Hal ini dimaksudkan agar hukuman tersebut memberikan pengaruh dan nasihat yang lebih kuat. Sehingga tidak hanya pelaku yang menyadari kesalahannya namun juga orang-orang yang menyaksikannya.Â
Orang tua dapat memilih cara yang sesuai untuk merespon kesalahan anak. Mungkin suatu waktu cukup dengan nasihat, pandangan tajam, kelemahlembutan, isyarat atau juga kata-kata teguran.Â
KesimpulanÂ
Parents, secara umum dapat disimpulkan bahwa jika dengan salah satu cara di atas anak tidak menunjukkan perubahan atau perbaikan atas kesalahannya, orang tua dapat secara bertahap memberikan hal yang lebih keras dari sebelumnya.Â
Jika teguran tidak berhasil, barulah memberikan hukuman dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Jika tidak berhasil juga, maka barulah dengan pukulan yang menyakitkan. Dan sebaiknya hukuman terakhir itu dilakukan di depan saudaranya atau teman-temannya, agar hal itu menjadi peringatan bagi yang lainnya juga.Â
Jika anak telah menunjukkan perubahan sikap setelah diberikan hukuman, maka orang tua harus mengubah sikapnya menjadi baik, lemah lembut dan penuh senyum. Agar anak menyadari bahwa hukuman tersebut diberikan untuk kebaikan anak sendiri di dunia dan akhirat.Â
Nah, Parents ... telah jelas ya panduan yang diberikan Rasulullah SAW dalam menerapkan hukuman saat mendidik anak-anak. Mari, kita terus belajar menjadi lebih bijak dalam menghukum anak-anak. Agar bukan kebencian yang membekas di hati anak-anak, tapi tetap cinta dan kasih sayang yang kita rasakan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI