Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Tertinggal di Yogyakarta

25 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 25 Maret 2022   20:25 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Selamat siang,  Pak" sapaku sambil menganggukkan kepala.

"Siang Tania, selamat ya kini sudah sarjana," sahutnya sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Terima kasih Pak...," lanjutku.

"Oh, ya, perkenalkan ini isteriku," lanjutnya sambil menoleh ke perempuan itu agar mengulurkan tangannya.

Duggh, bagai petir di siang hari, Aku terhenyak dan darahku seolah berhenti. Dia yang begitu dekat dengan ku, yang telah menebarkan benih cinta di hatiku, ternyata..... Aku anggukkan kepala, dan segera menghilang dari pandangan mereka, aku sandarkan kepala ini ke bahu Abangku, tak mampu bercerita tentang suasana hatiku saat itu. Sampai akhirnya aku hanya bisa menangis dan menangis.

Malam semakin larut, sudah tak kudengar obrolan indah pengantar tidur. Tak kudengar lagi janji manis laksana sang pangeran yang akan meninabobokan sang permaisuri,  Aku menjerit dan kembali terisak mengingat semuanya. Sampai aku dengar suara dering dari ponselku dengan nomor yang tidak aku dengar, tiga kali berdering, aku tak mau mengangkatnya karena nomornya yang tidak aku kenal. Dan akhirnya aku angkat. Dan...

"Selamat malam Tania..."

Ah, suara itumirip dengan suara seseorang yang sangat aku kenal.Suara yang menemani malam-malamku.

"Selamat malam juga..." sapaku

"Maaf dengan siapa ini ...? Lanjutku. Semoga bukan penipu yang sering aku dengar untuk meminta kiriman uang atau berita yang mengada-ada.

"Ini aku Pak Arianto. Masih ingatkah?" tanyanya dari seberang telepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun