"saya jamin Tuan, kalau Non Tiara akan bahagia bersama lelaki pilihan hatinya ..." lanjutku lagi.
"baiklah, besok sore laki-laki pilihan Tiara segera menemuiku ..." ujar papanya Non Tiara.
"baik Tuan ..." jawabku pasti.
Tuan dan Nyonya meninggalkan kami berdua di ruang tamu, Tuhan, Non Tiara memelukku dengan erat, mengucapkan terima kasih telah membantunya, harum rambut dan tubuhnya yang menggodaku, aah rasanya aku ingin membalas pelukkan ini, tapi tidaaaaakk, ini tidak boleh aku lakukan.
Esok sorenya, semua rencana sudah terwujud, Tuan dan Nyonya sudah merestui hubungan Non Tiara dengan kekasihnya, tinggal menunggu kedatangan dari keluarga besar pihak lelakinya, aku lihat senyum yang indah terukir di bibir Non Tiara, aku bahagia walau aku tak bisa memilikinya, biarlah cinta ini menjadi kenangan terindah dalam hidupku.
Malam ini, aku  pandangi rembulan yang sudah pudar di telan awan yang menghitam, kurapikan pakaian dan ku tulis sepucuk surat buat Tuan dan Nyonya, kalau aku mengundurkan diri, dan akan kembali ke kampung halamanku, selamat tinggal semuanya, biarlah cinta ini kutinggalkan di sini, semoga suatu hari ada cinta yang lain mengisi kekosongan hatiku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI