Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buih Jadi Permadani

19 Februari 2022   10:35 Diperbarui: 19 Februari 2022   10:36 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"gak apa-apa Non ... hanya semalam kurang tidur banyak nyamuk .." jawabku berbohong (padahal semalam gak bisa tidur membayangkan Non Tiara he he he).

"ya sudah mas ... istirahat saja dulu di rumah, biar nanti saya naik taxi atau dijemput Pak Dadang ..." perintah Non Tiara, tapi aku menolak, aku akan berusaha menemani Non Tiara, walau tak mampu memilkinya.

"tidak Non ... saya akan menunggu Non Tiara, sambil membantu OB di belakang .. " jawabku pasti.

"ya terserah Mas Bram saja ... " sahut Non Tiara sambil berlalu masuk ke ruangannya.

Sepanjang hari aku akan menunggumu walau tak bisa memilkimu ..... walau akan terus berharap, ah aku bagai pungguk merindukan bulan.

                                                                         *****

Senja ini, aku masih menunggumu di tempat parkir, ah lelah ini akan segera berubah semangat, aku akan setia menunggumu di setiap waktu, walau aku tak bisa berharap banyak.

Ku lihat kau berjalan anggun ke arahku, dengan senyummu yang sendu, ku bukakan pintu mobil belakang seperti biasanya, aku lihat wajahnya muram, entah apa gerangan.

Kulihat dari kaca mobil wajahnya murung, tapi tetep anggun... dengan mengumpulkan keberanian, aku coba bertanya ...

"Non ... ko kelihatannya murung...?" tanyaku perlahan takut menyinggung perasaannya.

Non Tiara tak menjawab, dia terlihat sedih sekali, dan air matanya yang bening itu jatuh meleleh dipipinya yang putih mulus, ah andai aku mampu memeluknya, akan aku hibur dia dengan syairku....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun