"Ya....aku juga minta maaf....." teriak teman-temannya Quinsha.
Akhir dari percakapan itu, Quinsha bisa mengatur dan memimpin teman-temannya, mulai berdoa, menentukan materi yang akan mereka kerjakan (sebelum bu guru datang), sampai memberi keputusan untuk teman-temannya.
Aku terharu dan menangis, Tuhan terimakasih buat semuanya, KAU telah merubah semuanya lebih baik.
Setelah suasana tenang, aku masuk perlahan ke dalam ruang kelas. aku memberikan tepuk tangan dan apresiasi buat semua anak didikku, terutama buat Quinsha, aku tak kuat menahan rasa haru, bahagia, bangga, kami berpelukkan dan berjanji akan saling membantu satu sama lain, memberikan motivasi, menghilangkan perundungan atau bullying, kami adalah saudara.
Buat semua pendidik, teruslah bersemangat mencerdaskan putra-putri generasi emas bangsa, mereka adalah pemimpin di masa yang akan datang.