"Siap ibu, akupun akan menjadi seperti yang ibu inginkan....." jawab dia dengan tegas
Keesokkan harinya, aku sengaja datang terlambat masuk ke kelas, aku ingin tahu perkembangan dia, aku berjalan perlahan melewati lorong kelas 5 sampai kelas 2, dan sebelum naik tangga, aku seperti biasa mengendap-endap mendekati anak tangga.
Kunaiki anak tangga satu persatu dengan perlahan, agar suara sepatuku tak terdengar sampai depan kelas (tempat Quinsha menungguku). Di anak tangga terakhir, aku berhenti dan tak kulihat sosok Quinsha di sana. Muncul dalam pikiranku, apakah Quinsha gak masuk setelah kejadian kemaren? sakitkah dia..........? perlahan sekali aku berdiri di balik pintu kelas, dan aku mendengar suara.
"Teman-teman...bu guru kan belum datang, bagaimana kalau kita mulai pelajaran seperti biasanya" sahut dia dengan tegas.
"ha...ha....ha....kamu bisa apa....?" teriak teman-temannya.
"Tumben kamu.....salah minum obatkah....? celetuk yang lain.
Dia diam. dan berusaha menahan marah.
"Teman-teman, kini aku menyadari kalau sikapku selama ini salah, aku sudah membuat bu guru sedih dan aku selalu merepotkan" jawab dia dengan suara penuh penyesalan.
"Aku mohon ke kalian semua, bantu aku ya......aku ingin berubah lebih baik..." sahutnya lagi dengan suara jauh lebih jelas dan tegas. (semua temannya terpaku dengan perubahan  Quinsha sekarang)
Aku masih mendengar di balik pintu luar kelas.
"Aku mita maaf, bila selama ini aku sudah membuat kalian marah, benci, terhambat dalam pelajaran , karena bu guru lebih memperhatikanku..." lanjut dia.