Tibalah aku di sekolah, dan bergegas lari menuju anak tangga yang membatasi kelas dua dan kelas enam, aku perlahan sekali mengendap-endap menaiki anak tangga (karena aku kelelahan setelah setengah berlari tadi, maklum usia hemmmm).
Ketika di ujung anak tangga aku terkejut melihat Quinsha yang selalu menungguku dengan setia, dia tidak akan masuk sebelum aku datang. Sepercik senyuman tergurat jelas dari bibirnya, dan matanya pun berbinar melihat kedatangannku.
"Bu Guru kok terlambat...." sahutnya dengan nada penasaran
"Bu Guru sakit, atau macet...?" cerocosnya tanpa memberi kesempatan kepadaku untuk menjawab
"Bu Guru gak sayang Quinsha ya....?" sahutnya lagi
"Bu Guru terlambat karena ada keperluan yang mendesak sekali" sahutku sambil ku sentuh kepalanya.
"Bu Guru juga tidak sakit dan jalan juga tidak macet, Bu Guru baik-baik saja" sahutku mencoba menjelaskan (aku berjongkok sambil menyentuh kedua jemari tangannya, dan tak lupa aku berikan senyuman).
"Bu Guru minta maaf ya..." sahutku lagi untuk meyakinkan kalau aku juga bersalah karena datang terlambat.
"Aku tidak akan masuk sebelum bu guru datang dan masuk kelas" sahutnya dengan nada yang penuh harap
"Lho jangan, kamu masuk dulu ke dalam kelas, nanti bu guru menyusul" jawabku sambil mencoba memberi dia pengertian.
"tidak, pokoknya aku gak akan masuk sebelum bu guru masuk" jawab dia jelas (sambil merajuk)