Tempat ini adalah surga bagi kami, yang selalu rindu bersujud tawadlu. Rindu dengan lantunan sholawat setiap minggunya. Rindu dengan lantunan rebana yang tak pernah kami tinggalkan. Dan yang paling penting, adalah rindu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Mushola dengan nama IMIT(Ikatan Muslim Indonesia Taiwan) Taichung ini terletak tidak jauh dari Piramyd. Dari stasiun ambil arah kiri, melewati tiga kali penyebrangan sampai starbucks. Nyebrang ke kiri lagi, sudah sampai. Mushola ini berlantai dua. Lantai satu merupakan toko mushola yang menjual alat-alat sholat, aksesoris, serta pakaian muslimin dan muslimat.Â
Di belakang toko tempat kami berkumpul dan makan bersama. Sedang paling belakang lagi adalah dapur. Tempat kami para anak pabrik beradu kelihaian memasak. Di lantai dua ada ruang sholat yang cukup luas untuk jamaah laki-laki. Belakangnya ruang sholat untuk jamaah perempuan. Dan paling belakang ada dua kamar tidur untuk pengurus mushola dan kamar mandi. Bagi kami, tempat ini adalah pelita dan surga di negara non musim yang kami singgahi.
Mei 2017,
Angin malam menyusup mesra ke dalam kulit. Aku duduk di bangku panjang depan mushola. Menerawang sinar rembulan yag mengintip manja dari balik gedung tinggi. Ponselku tiba-tiba bergetar. Kulihat sebentar, ada pesan masuk di messengerku.
"Assalamu'alaikum warahmatullaah.."
Dari seorang perempuan. Aku tidak kenal siapa dia. Sejauh ini tak terlalu kuperhatikan teman-teman di sosial mediaku. Karena pesannya sopan, segera kubalas saja.
Wa'alaikumussalaam warahmatullaah wabarakaatuh."
"Maaf, mengganggu. Boleh saya bertanya sesuatu?"
"Iya, tanya apa?" Balasku singkat.
"Saya ingin tanya alamat Masjid Taichung, bolehkah Anda bagi lokasinya?"