"Itu yang kamu dapatkan di sekolah melawan orang tua? Percuma bapak banting tulang menyekolahkanmu hanya untuk melawan orang tua?" suara bapak bergetar.  Bapak lansung duduk. Bapak tidak habis pikir apa yang dilakukan Ratna terhadap dirinya.
   Henra yang sedari tadi di balik pagar bersembunyi mendengar dengan jelas apa yang terjadi antara bapak dan Ratna.
   Semua menjadi bisu. Ratna hanya duduk sambil memegang pipinya. Kebenciannya semakin memuncak terhadap bapak. Ibu mencoba memeluk Ratna.
   "Urus anakmu itu!" bapak Ratna langsung masuk ke dalam rumah.
   "Ratna, kenapa kamu begitu kasar sama bapak? Selama ibu menikah dengan bapak dan membesarkanmu, baru kali ini bapak main tangan," kata Ibu Ratna mengingatkan Ratna.
   "Ratna enggak mau menikah dengan Rahmat Bu!" ketus Ratna.
   "Apa gara-gara Henra?"tanya ibunya begitu kesal. Ratna hanya terdiam. Ibunya langsung meninggalkan Ratna dan masuk ke kamar. Di kamar dia menumpahkan air mata yang sedari tadi tertahan.  Sementara itu, terlihat bapak menahan tangis sambil menonton televisi. Dia teringat akan wajah ayah Rahmat yang menyelamatkannya ketika dililit utang.
   "Halo, Sayang! sapa Ratna.
   "Kamu lagi ngapain? Kok suara kayak nangis?" tanya Henra pura-pura.
   Ratna hanya terdiam. Dia tidak sanggup menahan tangisnya.
   "Kenapa? Ada masalah?"