Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Liberté, égalité, fraternité.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia Gabung BRICS: Babak Baru Pertarungan Sosialisme dan Kapitalisme Abad Ini

12 Januari 2025   13:14 Diperbarui: 14 Januari 2025   20:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bagian dari evaluasi, penting bagi pemerintah untuk mengembangkan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPIs) yang dapat mengukur dampak keanggotaan Indonesia di BRICS.

Indikator ini harus mencakup sektor ekonomi, sosial, dan politik untuk memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentingan nasional.

Pemerintah juga perlu meningkatkan transparansi dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil, dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan BRICS. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan berbasis bukti.

Di sisi lain, Indonesia harus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara anggota BRICS dalam bidang penelitian dan pengembangan (R&D). Inisiatif ini dapat mendorong transfer teknologi dan inovasi, yang menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Selain itu, pemerintah perlu memperkuat diplomasi ekonomi dengan negara-negara non-BRICS untuk menjaga keseimbangan hubungan internasional. Hal ini akan membantu Indonesia mengurangi risiko terisolasi dari blok ekonomi Barat sekaligus memaksimalkan manfaat dari kemitraan dengan BRICS.

Penutup

Keputusan pemerintahan Prabowo untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan perubahan penting dalam politik luar negeri Indonesia. Langkah ini tidak hanya didorong oleh pertimbangan ekonomi tetapi juga membawa implikasi ideologis yang mendalam.

Sebagai anggota baru BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk memainkan peran penting dalam membentuk tatanan ekonomi global yang lebih inklusif.

Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menavigasi pertarungan ideologi antara sosialisme dan kapitalisme yang menjadi ciri khas BRICS. 

Untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini, pemerintah perlu mengembangkan strategi yang seimbang dan adaptif, yang tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di BRICS tetapi juga melindungi kepentingan nasional di tengah dinamika global yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun