Aktivitas yang membutuhkan waktu dan perhatian seperti membaca yang serius beresiko kita membaca lebih sedikit dan lebih banyak berselancar karena Internet menempati lebih banyak rongga kehidupan saya dan kita.
Dan ada hubungan antara kedirian dan pembacaan secara perlahan (slowreading) daripada memindai informasi singkat (fastreading) karena digital mendorong kita untuk melakukannya.
Kebutuhan sosiologi dan psikologi menunjukkan bahwa membaca buku, pengalaman pribadi, merupakan aspek penting untuk mengenal siapa diri kita.
Bukan tidak mungkin di negara pencetus digital mereka kembali pada metode slowreading. Mungkin juga ini punya kesamaan pada penerapan kembali ke alam (go organik) pada pertanian di belahan bumi lain yang kini makin ke kita.
Kehebatan dalam kegamangan Fastreading membutuhkan jalan pulang melalu jalan slowreading untuk masuk pada kedalaman menuju PASKAH TUHAN.
"Selamat Menjalani Pekan Tuhan"
Bajawa, 2018.
*Ignasius Sabinus Satu
Staf pengajar, SMPN 1 Bajawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H