Sebuah pertanyaan yang menggelitik pikiran dan sanubari kita semua, “Masih relevankah untuk membuat resolusi tahun baru 2021 di tengah pandemi Covid-19 ini, sementara resolusi tahun 2020 saja banyak yang tidak tercapai?”
Kita semua menyadari bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi semua aktivitas kita sehari-hari bahkan melumpuhkan berbagai sendi ekonomi dan sosial secara global.
Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan pada saat kondisi pandemi ini. Kita harus mengubah perilaku dan kebiasaan yang tadinya mungkin tidak pernah terpikirkan. Target dan jadwal yang sudah dibuat harus ditinjau ulang dan harus dirombak total mengikuti kondisi yang berlaku saat ini.
Prioritas kesehatan menjadi pilihan utama yang harus didahulukan. Semua orang dituntut untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sebelum dilakukannya program vaksinasi.
Pembatasan untuk bepergian dan penutupan sarana-sarana rekreasi juga dilakukan oleh otoritas lokal maupun pusat demi mencegah terjadinya penularan virus Corona yang lebih luas. Bahkan banyak negara melakukan penutupan atau pembatasan keluar masuk orang-orang asing untuk datang ke negaranya.
Masih perlukan kita memikirkan untuk membuat resolusi tahun baru?
Jawabannya TIDAK PERLU bagi orang-orang yang tidak memiliki tujuan tertentu dalam hidupnya. Tetapi sangat perlu bagi orang-orang yang menginginkan masa depan yang lebih baik.
Ada kata-kata bijak yang mengatakan, “Di setiap kesulitan pasti akan selalu ada peluang dan harapan.”
Saat ini kita semua sedang didera oleh berbagai kesulitan akibat dampak dari pandemi Covid-19 ini. Banyak orang mengalami kesulitan ekonomi yang menyebabkan timbulnya rasa putus asa dan hilangnya kepercayaan diri. Tetapi apakah dengan alasan itu kita harus terus berlarut yang berkepanjangan? Tentunya tidak, kita harus memiliki harapan agar kondisi segera berubah menjadi lebih baik dan berusaha untuk bisa segera terlepas dari jeratan kesulitan.
Harapan akan memberikan semangat buat kita untuk memiliki energi yang kuat untuk melakukan sebuah perubahan. Tahun baru adalah momen yang sangat tepat untuk melakukan perubahan tersebut.
Perubahan tidak selalu harus dalam bentuk perubahan fisik, tetapi pertama sekali harus dimulai dari perubahan dari cara berfikir kita, baru kemudian bisa diimplementasikan ke dalam sebuah tindakan.
Nah, resolusi tahun baru ini merupakan sebuah gebrakan perubahan atas pola pikir atau mindset kita untuk menciptakan harapan-harapan baru atau bisa juga dikatakan sebagai target atau goal kita untuk meraih sesuatu. Tentu saja di kondisi pandemi ini kita juga harus berfikir secara realistis untuk memprioritaskan hal-hal apa saja yang relevan dengan kondisi saat ini.
Resolusi Tahun Baru Merupakan Sebuah Permainan Pikiran
Pengertian resolusi memiliki banyak makna, tetapi di sini saya hanya ingin membatasi pengertian “Resolusi Tahun Baru” saja.
Resolusi tahun baru adalah sebuah keputusan atau ketetapan yang dibuat untuk menjadi tujuan atau target yang ingin dicapai yang biasanya dibuat pada awal tahun baru.
Namun bagi saya pribadi, resolusi tahun baru merupakan sebuah permainan yang kita buat sendiri dan kita nikmati sendiri permainannya. Mengapa dikatakan sebuah permainan?
Kita kadang kala tidak sadar bahwa di dunia ini selalu ada bentuk-bentuk fisik yang bisa dilihat oleh mata dan diraba oleh tangan kita, namun ada juga yang bersifat imajiner yang tidak terlihat oleh mata tetapi bisa dirasakan.
Nah, resolusi yang kita buat pada awal tahun ini adalah permainan pikiran yang bersifat imajiner, tetapi dapat menggerakkan semangat dan upaya kita untuk meraihnya. Inilah yang dinamakan permainan pikiran.
Saya menyebutnya sebagai permainan pikiran karena setiap akhir tahun bagi orang-orang yang sudah menuliskan resolusinya pada awal tahun. Mereka akan begitu bersemangat untuk melihat kembali resolusi apa saja yang sudah dibuatnya dan apakah ada yang sudah tercapai atau yang belum tercapai.
Inilah yang membuat kita merasa sangat gembira dan bersyukur dengan apa yang sudah dicapai dan mengevaluasi kembali resolusi-resolusi yang belum tercapai bahkan melakukan introspeksi terhadap diri kita sendiri.
Mengapa resolusi yang sudah dibuat tersebut tidak tercapai, apa yang menjadi penyebabnya atau adakah kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan sehingga ke depannya kita tahu apa yang harus diperbaiki.
Di samping itu kita juga akan lebih bersemangat lagi pada saat menetapkan resolusi-resolusi baru untuk tahun berikutnya. Paling tidak kita akan membayangkan betapa bahagianya kita pada saat tujuan yang sudah ditetapkan tersebut tercapai. Rasanya pasti akan berbunga-bunga bukan?
Sebagai contoh, kita sudah membuat resolusi pada awal tahun untuk jalan-jalan ke Eropa pada bulan Agustus, ternyata kemudian kesampaian juga walaupun dilakukan di bulan Oktober. Apakah hal ini tidak membuat kita bahagia?
Coba bayangkan kalau kita tidak menetapkan tujuan tersebut sebelumnya, walaupun pergi ke Eropa tetapi kita akan menganggapnya sebagai sesuatu hal yang kebetulan saja walaupun bahagia, tetapi tidak sebahagia jika kita sudah menulis resolusi kita di awal tahun. Ini yang dinamakan dream comes true.
Sebegitu pentingkah resolusi tahun baru tersebut dibuat?
Ibaratnya kita ingin mengendarai sebuah kendaraan, sebelum kita menyalakan mesinnya tentunya kita harus menetapkan tujuan terlebih dahulu mau ke mana kita akan pergi.
Dengan adanya tujuan tersebut kita akan lebih mudah mengarahkan kendaraan itu untuk mencapai tempat yang ingin dituju. Tetapi sebaliknya jika kita tidak menetapkan tujuannya di awal, maka kita akan kebingungan sendiri pada saat di tengah jalan karena tidak tahu ke mana arah yang akan dituju.
Atau semisal di sebuah pertandingan sepak bola, tentunya setiap pemain sudah mengetahui terlebih dahulu ke mana arah bola yang harus ia tendang dan tujuan akhirnya tentunya adalah menciptakan gol ke gawang lawan.
Bayangkan kalau orang bermain bola tetapi tidak ada gawangnya sehingga para pemainnya akan merasa kebingungan di tengah lapangan, apa yang harus mereka lakukan.
Demikian pula dengan sebuah resolusi tahun baru, dia lah yang akan menjadi target untuk kita raih. Dia pula lah yang akan menjadi penyemangat hidup kita untuk selalu bekerja giat untuk mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan di awal tahun. Caranya?
Pikiran kita dengan sendirinya akan mencari jalan bagaimana untuk bisa sampai ke tujuan tersebut. Memang tidak semuanya mudah bahkan mungkin banyak resolusi yang sudah dibuat tidak tercapai, tetapi minimal kita sudah melakukannya dan semakin sering kita melakukannya maka nantinya akan lebih mudah untuk mencapainya.
Sama halnya dengan orang yang baru pertama kali disuruh menulis. Satu halaman pun bagi dia amat sulit mungkin akan memakan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya.
Bandingkan dengan orang-orang yang sudah terbiasa menulis, kalau hanya menulis satu halaman mungkin hanya perlu waktu 10 menit saja karena dia sudah terbiasa merangkaikan kata demi kata. Ada peribahasa mengatakan, “Alah bisa karena biasa”.
Berbahagialah orang-orang yang bisa mengetahui apa tujuan hidupnya, bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut, dan kapan perkiraan tujuan tersebut akan bisa dicapai
Memang tidak banyak orang yang peduli dengan tujuan hidupnya, bahkan banyak sekali yang memiliki prinsip hidup hanya mengikuti seperti aliran air yang mengalir, biarkanlah mau dibawa ke mana karena hidup ini adalah sebuah takdir yang sudah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa yang tidak bisa diubah lagi.
Memang prinsip hidup seperti ini tidaklah salah, tetapi ini menunjukkan kalau mereka sebenarnya tidak memiliki prinsip dan semangat yang kuat untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Mereka hanya berpasrah diri tanpa ada usaha untuk mencapainya, inilah yang dikatakan sebagai orang-orang yang pasif, apatis atau orang yang kalah sebelum bertanding.
Ada kalanya orang harus bersikap pasrah atau berserah diri kepada sesuatu yang tidak mungkin bisa dihindari atau dilawan seperti contohnya terjadinya pandemi Covid-19, kematian orang terdekat, kecelakaan dan lain sebagainya atau mungkin ini lebih tepat dikatakan sebagai sikap yang tawakkal, bukan sebuah sikap yang harus berpasrah diri.
Tradisi Menulis Resolusi Tahun Baru
Memang menulis resolusi pada awal tahun belum menjadi sesuatu yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang-orang kita terlebih ada yang menganggap ini adalah tradisi barat yang tidak sesuai dengan tradisi orang timur atau lebih tepatnya orang Indonesia.
Namun tidak ada salahnya kita mengadopsi tradisi yang sifatnya positif untuk kita terapkan menjadi kebiasaan bagi kita untuk bisa mencapai apa yang ingin kita raih.
Ada orang menganggap rezeki itu tidak akan lari ke mana kalau sudah waktunya pasti akan datang dengan sendirinya atau yang dikatakan sebagai hoki, keberuntungan atau rezeki nomplok.
Sebenarnya dalam hidup ini tidak ada yang namanya kebetulan, hoki atau pun keberuntungan yang tiba-tiba, semuanya pasti ada hukum sebab akibat. Contoh, orang yang tiba-tiba kaya raya setelah mendapatkan hadiah undian milyaran Rupiah, dan banyak orang menganggap dia hoki dan sangat beruntung mendapat rezeki nomplok.
Tetapi tidak ada yang tahu kalau sebenarnya orang yang mendapatkan hadiah undian tersebut sudah berusaha mengikuti undian berkali-kali dan sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bukan berarti hadiah undian tersebut datang dengan sendirinya secara tiba-tiba tanpa orang tersebut mengikuti undiannya. Jadi setiap orang yang ingin mendapatkan sesuatu pasti ada usaha sebelumnya.
Bagaimana cara membuat resolusi tahun baru?
Banyak orang mengatakan sulit sekali untuk membuat resolusi tahun baru karena apa yang diinginkannya sudah tercapai semua dan dia menganggap tidak perlu lagi untuk berfikir yang muluk-muluk untuk mendapatkan yang lainnya.
Sebenarnya resolusi itu tidak hanya melulu dalam bentuk fisik semata misalnya rumah, mobil, uang dan lain sebagainya tetapi juga bisa dalam bentuk non fisik seperti pengembangan spiritual, hubungan sosial bermasyarakat, kesehatan dan lain sebagainya.
Kita hidup ini perlu adanya suatu keseimbangan atau yang dikenal dengan 8 aspek kehidupan yang terdiri dari: Spiritual, Finansial, Kesehatan, Keluarga, Rekreasi, Hubungan Sosial, Karier, dan Pengembangan Diri.
Kedelapan aspek kehidupan ini idealnya harus berjalan secara seimbang, namun kenyataannya banyak yang tidak bisa memenuhinya secara bersamaan.
Dari kedelapan aspek tersebut kita bisa kembangkan keinginan apa saja yang ingin kita raih walaupun tidak mungkin memiliki porsi yang sama dari kedelapan aspek tersebut.
Resolusi apa saja yang relevan untuk Tahun Baru 2021?
Kita tahu saat ini pandemi Covid-19 masih belangsung dan program vaksinasi memerlukan waktu yang tidak cepat untuk semua orang, pastinya ada skala prioritas untuk pemberian vaksinasi tersebut.
Juga untuk bepergian pun tidak akan leluasa seperti tahun-tahun sebelumnya karena masih adanya pembatasan-pembatasan yang dilakukan berbagai otoritas.
Berikut ini saya ingin membagikan tips, 10 Resolusi Tahun Baru 2021 yang mungkin bisa dijadikan sebagai referensi Anda:
- Berolahraga setiap hari minimal 30 menit
Dengan berolahraga rutin akan meningkatkan stamina tubuh yang menjadi lebih kuat sehingga immunitas tubuh akan terus terbentuk untuk menangkal penularan Covid-19 dan penyakit lainnya. - Menurunkan berat badan
Jika saat ini berat badan kita masih terlalu gemuk mungkin karena masih di atas berat ideal. Maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk menurunkannya, bisa melalui diet lemak atau konsumsi karbohidrat dan kadar gulanya bisa dikurangi dari porsi yang biasanya kita makan. - Meningkatkan hubungan keluarga dan orang-orang terdekat menjadi lebih berkualitas
Pada saat berkumpul dengan keluarga di rumah, sedapat mungkin untuk berkomunikasi lebih intens dan menghindari penggunaan gadget karena biasanya kalau semuanya terfokus kepada gadget masing-masing maka komunikasi secara fisik akan mengalami hambatan sehingga dapat menghilangkan keakraban satu sama lainnya. - Berinvestasi melalui instrumen pasar modal seperti membeli saham, reksadana atau obligasi
Saat ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan investasi di pasar modal tersebut karena banyak peluang yang bisa kita dapatkan di sini. Namun perlu adanya kehati-hatian dan pengetahuan mengenai cara kerja pasar modal dan ini bisa ditanyakan kepada orang yang sudah memiliki pengalaman di pasar modal. Bukan berarti instrumen investasi lainnya tidak penting, semuanya kembali tergantung kepada kebiasaan masing-masing, misalnya investasi di logam mulia atau emas, properti, valuta asing dan sebagainya. - Menyediakan waktu seminggu sekali untuk mengerjakan hobi
Hidup ini perlu adanya variasi tidak harus mengerjakan hal-hal rutin sepanjang waktu. Masing-masing orang memiliki ketertarikan di bidang-bidang tertentu atau yang dinamakan dengan hobi, misalnya berkebun, melukis, memasak, bermain musik, bermain golf dan banyak hal lainnya yang bisa menyenangkan untuk dilakukan. Dan ini sangat bagus untuk pengembangan emosional kita. - Membaca buka setiap hari minimal 1 jam
Membaca sangat bagus untuk menambah wawasan berfikir serta pengembangan diri kita. Buku adalah jendela dunia, semakin banyak kita membaca maka akan semakin banyak pengetahuan yang akan kita dapatkan. - Menulis artikel dan mempostingnya di blog maupun media sosial lainnya
Menulis selain untuk mengaktualisasi diri kita juga akan menjadikan kita lebih arif dan bijaksana dalam berfikir dan terus menggali berbagai referensi sehingga akan ikut mengembangkan kepribadian kita. - Membuat channel Youtube sendiri
Saat di mana semua orang sudah terakses dengan jaringan digital dan semua orang akan berlomba-lomba untuk menunjukkan kreativitasnya kepada orang lain dan berbagi ide atau bahkan bisa untuk mempengaruhi orang lain, maka kita pun harus bisa mengikuti perkembangan jaman tersebut. Di samping itu juga akan dapat menghasilkan masukan uang dari aktivitas ini jika berkembang dan diminati banyak orang. - Beramal atau berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan
Jika sering kita berbagi maka akan terbentuk rasa kepedulian kita terhadap sesama. Apalagi di tengah kondisi pandemi saat ini banyak orang-orang yang mengalami kesulitan keuangan yang memerlukan uluran tangan kita semua. - Lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
Sudah seharusnya kita sebagai makhluk yang lemah selalu mensyukuri apa yang sudah kita miliki saat ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mempertebal iman kita terhadap Sang Pecipta terlepas agama apapun yang kita anut.
Bisa juga ditambahkan dengan resolusi-resolusi lainnya selain kesepuluh resolusi di atas, misalnya resolusi untuk mencapai target penjualan, jalan-jalan untuk berekreasi bersama keluarga, membeli kendaraan baru atau membangun rumah baru atau melakukan renovasi rumah yang sudah ada.
Semua tergantung dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Artinya kita jangan terlalu membatasi keinginan kita sepanjang itu realistis untuk dicapai.
Demikian tips saya mengenai resolusi tahun baru, semoga bermanfaat bagi para pembaca semuanya.
Selamat Natal dan Tahun Baru 2021, semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti sediakala. Mari kita semua bersemangat untuk membangun negeri yang kita cintai ini. *****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H