Koneksi antar Modul 2.3 Keterampilan Coaching
CGP angkatan 11: Latifah, S. Pd., M. Pd
"Perlukah keterampilan coaching bagi seorang guru? "
Inilah pertanyaan yang muncul di benak saya setelah melihat salah satu modul pendidikan guru penggerak angkatan 11 modul 2.3 tentang keterampilan coaching. Â
"Apa ya hubungannya coaching dengan seorang guru? "
Ternyata menjadi seorang guru tidak sesederhana yang terlihat atau dibayangkan oleh banyak orang. Guru tidak hanya sebagai pengajar yang mentransferkan ilmu pengetahuan saja, tetapi untuk menjadi seorang guru, dibutuhkan jiwa yang besar, hati yang kuat, rasa sayang yang tinggi, rasa empati serta memiliki berbagai kemampuan pengetahuan dan keterampilan. Salah satunya adalah; keterampilan coaching.
"Apa itu coaching?"
 Istilah coaching berasal dari kata "coach" Yang artinya pelatih. Coaching dapat diartikan sebagai pelatihan atau pendampingan oleh seorang coach secara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan Coaching sangat dibutuhkan bagi seorang pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) peserta didik untuk mencapai keselamatan serta kebahagiaan sebagai anggota masyarakat  (Ki Hajar Dewantara).Â
Pengalaman belajar pada modul 2.3 tentang coaching merupakan pengalaman baru yang saya peroleh. Sebagai seorang guru tentu saya selalu melakukan komunikasi dengan peserta didik. Tetapi saya merasa komunikasi yang saya bangun selama ini belum mengarah pada konsep dasar coaching. Komunikasi yang di lakukan mungkin masih sebatas konseling mentoring, trainer, sementara area coaching sama sekali belum tersentuh.
Awalnya saya mengira Coaching itu sama dengan mentoring ternyata anggapan saya salah. Coaching memiliki konsep yang berbeda dengan mentoring. Mentoring Menurut Anderson dan Shannon (1998) adalah sebuah proses alami di mana seseorang yang lebih banyak memiliki kemampuan dan pengalaman melayani sebagai peran model, guru, sponsor, pendorong, konsultan dan teman kepada seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman masih sedikit.Â
Sedangkan Coaching menurut Grant didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.
Pengalaman Praktik Coaching dalam tugas ruang kolaborasi Calon guru Penggerak angkatan 11 yang saya lakukan bersama rekan CGP ibu Meta Yaslina dari SMK Negeri 3 Karang baru, memberikan saya  pemahaman bagaimana seharusnya proses coaching yang baik. Begitu juga tugas kelompok Demonstrasi kontekstual memberikan pengalaman belajar yang sangat luar biasa membantu penguatan pemahaman tentang coaching dan supervisi akademik.
Kelompok tugas Demonstrasi Kontekstual yang terdiri dari ibu Sri Wahyuni, S. Pd guru TK Negeri 2 Rantau, Rahmanely Syahfitri TK Pembina Rantau dan saya sendiri Latifah, S. Pd., M. Pd, guru SD Negeri Alur Manis ternyata membawa cerita berbeda yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Â Proses rekaman yang berlangsung selama lebih kurang 5 jam, dimulai dari jam 3 sore hingga pukul 10 malam menyisakan cerita senang, bahagia , terkesan dan mistis.
Awalnya tidak ada yang aneh saat proses syuting yang kami laksanakan di TK Pembina Rantau, Namun hasil video rekaman menunjukkan ada makhluk lain yang ikut dalam proses pembuatan video terkhusus video milik saya.Â
Tetapi saya dan kawan-kawan telah berusaha secara maksimal melaksanakan proses praktik observasi suvervisi akademik dan antusias untuk mengumpulkan tugas tepat waktu. Perihal yang paling penting adalah, proses ini semakin menguatkan pemahaman saya tentang, konsep, kompetensi inti, dan alur  coaching. Dengan keterampilan coaching yang baik , seorang pendidik dapat menumbuhkan kesadaran diri dan memaksimalkan potensi peserta didik.
Perasaan saya sangat lega, banyak hal-hal baik yang saya dapat setelah Praktik coaching, diantaranya menambah pemahaman saya tentang  modul 2.3 sehingga saya memahami konsep dasar coaching. Praktik coaching membuat saya semakin memahami bahwa seorang coach harus bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan berbobot, karena pertanyaan yang berbobot dapat memaksimalkan potensi coachee.Â
Coach tidak boleh berasumsi atas perkataan dan tindakan coachee. Coach bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan bantuan alur Tirta agar pertanyaan tetap fokus dan tidak melebar kemana-mana serta mencapai tujuannya. Adapun alur tirta tersebut adalah 1) tujuan 2) Identifikasi masalah 3) Tanggung jawab. Saya juga menyadari kehadiran penuh seorang coach memberikan dukungan moral kepada coachee, sehingga coachee merasa didengarkan dan dihargai karena coach telah menunjukkan respon positif baik dengan kata-kata maupun gesture tubuh.
Mendengar dengan RASA adalah cara yang tepat untuk menunjukkan respon positif terhadap coachee. RASA adalah singkatan dari: Recieve, Apreciate, Â Summarize, dan Ask. 1.) Receive: "Perhatikan pembicara dengan sepenuh hati, tangkap setiap pesan dan identifikasi kata kunci yang penting." 2)Â Appreciate: "Tunjukkan bahwa coach mendengarkan dengan respons verbal atau non-verbal seperti anggukan, 'hmm', atau 'iya'." 3) Summarize: "Rangkum inti dari pesan yang disampaikan, gunakan kata kunci untuk menyusun kembali pemahamannya, misalnya dengan mengatakan, 'Jadi..." Ask: "Ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih dalam dan memperjelas maksud coachee."
Dalam Praktik Coaching Saya juga mulai menerapkan 3 prinsip coahing yaitu, 1) kemitraan, 2) Proses kreatif 3) Memaksimalkan potensi. Sebagai seorang pendidik, keterampilan coaching memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesadaran diri peserta didik, membantu mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, serta memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka. Melalui coaching, guru dapat merencanakan dan menyesuaikan pembelajaran yang tepat berdasarkan kebutuhan unik peserta didik, yang diwujudkan melalui pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan konteks Kurikulum Merdeka.
Pendekatan among (menuntun) menjadi bagian penting dalam coaching, di mana guru berperan sebagai penuntun yang membantu peserta didik mengembangkan kompetensi sosial dan emosional mereka. Lebih dari itu, praktik coaching juga dapat membantu peserta didik mengelola emosi negatif menjadi energi positif, sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih mendukung dan produktif bagi perkembangan mereka.
Namun demikian Saya merasa  dalam keterampilan coaching yang saya miliki masih ada area yang perlu diperbaiki dan dikembangkan  lebih lanjut, terutama dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang muncul seharusnya lebih terlihat luwes dan alami sehingga tidak terkesan sedang mendikte, agar Coache terasa lebih nyaman dalam menyampaikan masalah dan unek-uneknya.Â
Untuk mencapai fase ini saya terus belajar dan berlatih serta mencari berbagai sumber yang relevan sebagai bahan rujukan. Untuk menjadi seorang coach yang baik yang saya harus benar-benar bisa memahami konsep dasar coaching, langkah-langkah alur Tirta dan mendengar dengan RASA. Â Sistem Ing ngarso sang tulodo, Ing Madyo mangun Karso dan Tut Wuri Handayani merupakan pilosofi yang tepat dan sesuai dengan prinsip coaching. Menjadi contoh teladan, menjadi pendengar yang baik dan mendorong serta memotivasi membantu menumbuh kembangkan peserta didik secara holistik.
"Jadi, perlukah  seorang guru memiliki keterampilan coaching? "
Tentu saja jawabannyaÂ
"iya."Â
Keterampilan coaching sangat dibutuhkan sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan kompetensi peserta didik secara menyeluruh dalam berbagai aspek yaitu, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Harapan saya setelah mempelajari modul 2.3 Pendidikan guru penggerak ini keterampilan coaching ini saya dapat mengembangkan kemampuan untuk mengelola kompetensi sosial dan emosional.Â
Diri dan dapat membantu peserta didik ataupun orang lain dalam menumbuhkan kesadaran dirinya serta memaksimalkan potensi diri mereka sehingga mendapatkan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H