Mohon tunggu...
Getrudis Nduang
Getrudis Nduang Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis

Serius tapi becanda tapi serius.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Mata yang Ceroboh Membiarkan Orang Itu Masuk ke Hati

9 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 12 Desember 2024   13:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa, pada akhirnya kami tukaran nomor WhatsApp. Singkat cerita dan seiring berjalannya waktu, komunikasi kami lancar selama 10 bulan pertama. Aku udah menaruh seperempat hatiku padanya. Aku menyukainya. Serius. Sesekali dia datang menemuiku di tempat kerjaku dan membawakan makanan ringan. Di lain waktu, kami hang-out bersama. Sekedar nongkrong manis di cafe terdekat menikmati matahari terbebam sembari nge-beer.

Di bulan kesebelas, ada bom atom diantara kami. Tiba-tiba dia mengatakan bahwa kami tak mungkin bersama karena dia sudah ada yang punya. Tapi dia akan selalu ada waktu untuk-ku, jika aku ingin cerita dia akan siap mendengarkan dan memberikan solusi. Oh, aku tak suka caramu menatapaku melotot begitu.  I know, I am stupid about this kind of things. Salahuku dimana, Samanta? 

"Stupid! Salahmu terlalu cepat membuka hati tanpa..."

"Wait. Bolehkah saya lanjut?"

"Hm..."

Aku percaya bahwa cinta itu butuh perjuangan. Untuk mencapai hubungan yang langgeng, butuh waktu, komitmen dan kerja keras. Mungkin saja ini bagian dari godaan. Dia satu-satunya lelaki yang memintaku selalu berdo'a dan mendekatkan diri pada Tuhan. Apapun bentuk sakit hati dan persoalan hidup, jalur langit adalah solusinya yang ampuh. Apa kau pikir dia memberikan saran ini kepada setiap wanita? Well, sebenarnya aku tak peduli tentang itu. Yang aku pedulikan adalah dia satu-satunya yang memberikanku saran yang luar biasa itu. Komunikasi sehat dan kejujuran ada padanya termasuk tentang kejujuran atas hubungannya. 

Dengan penuh kesadaran diri, sepertinya aku harus mundur. Karena percuma saja mempertahankan komunikasi tapi tanpa arah.

"Bagaimana menurutmu, Samanta?"

"Kamu sudah selesai bicara?"

"Iya, I am done!"

Kamu terlalu cepat membuka hati kepada seseorang tanpa kamu ketahui dengan jelas latar belakangnya. Termasuk hubungannya gimana. Iya, tentu saja aku tidak memojokannmu dengan situasi ini tapi setidaknya kamu perlu kontrol dirimu. Seberapa sukanya kamu sama orang itu tetap jaga jarak, buat pertimbangan secara mendalam, dan alihkan pikiran untuk fokus saja pada kesenangan diri sendiri termasuk masa depan. Satu hal yang perlu kamu take a note, setiap lelaki yang kamu sukai akan membawa luka. Titik. Aku harap kedepannya aku tak mendengar cerita ini lagi, melainkan berita gembira. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun