"Sudah, sudah. Menangisnya tunda aja dulu, kamu harus semangat disana. Jangan lupa kalo udah sampai Padang kabarin aku."
"Banyakin makan, jangan telat. biar gemuk kayak aku hehe" tambahnya.
"hemheeehe iya, yasudah saya pamit yaah Tri. salam buat semua orang di kantor"Â
"Siap, Nanti saya sampaikan San. baek-baek yah" Lastri yang melepaskan pelukanku.
Sambil mendorong troli barang yang terisi 2 koperku, aku mulai menjauhi mereka dan berjalan menuju ke pesawat. Dengan mengucap Bismillah diikuti restu kedua orang tuaku, aku harus menjadi dewasa dan lebih baik lagi dari kemarin.Â
ku akui, hidup ini memang seperti sebuah gerbong Kereta Api. Kadang kita naik dan memiliki perhentian masing - masing. Walau kita memiliki tujuan yang sama sekalipun, mungkin kita naik di gerbong yang berbeda dari orang lain untuk sampai ke tujuan tersebut.Â
Begitulah hidup menurutku, mungkin saat ini aku harus keluar dari gerbong kereta Kemanusiaan yang sudah 2 tahun berada di dalamnya dengan tujuan beribadah dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan mulai menaiki gerbong lain untuk tujuan yang sama yaitu, beribadah kepada Allah SWT.
Terima kasih untuk semua pelajaran yang telah didapat selama ini, semoga langkah yang kupilih akan membawah kaki ini tetap berada di dalam kebajikan. Terus membantu sesama dan menjadi kebanggaan keluarga. Terima kasih Abi dan Umi yang terus menjadi Surport system terbaik, dan Lastri yang menjadi teman terbaik. Â
Terima kasih Lembaga Kemanusiaan, terima kasih dunia relawan beserta semua relawan kemanusiaan. Kalian begitu hebat dan aku bangga perna menjadi salah satu diantaranya. Â
****
[Depok, 20 Agustus 2023 |SpK]