Mendengar perintah itu, kami pun semangat sambil teriak ...
 "Siap"
 Tapi di ujung kalimat beliau berkata,
"Bagus, selamat atas kelahiran anak pertamanya. Saya dengar laki - laki. Wah semoga bisa menjadi lelaki tangguh seperti bapaknya. Mari kasih tepuk tangan dan ucapan selamat untuk rekan kita Bagus."
 "Selamat Gus." Sapa semua rekan yang berada di ruang rapat.
 "Alhamdulillah, terima kasih Ndan. Dan rekan - rekan semua."
 "Mengingat karena kamu baru mendapatkan keberkahan. Ibaratnya rezeki yang tiada duanya di dunia ini, maka di tugas kali ini kamu nggak usah berangkat dulu ya Gus." Sambung Beliau.
 Mendengar lanjutan perkataan Pak Kusmayadi, raut wajah Bagus yang semula bahagia menjadi sedikit datar seperti tidak menerima atas ucapan yang diucap oleh pak Kusmayadi.
 "Mohon maaf pak. Izin bila saya salah. Tapi saya Relawan Rescue pusat. Sudah seharusnya saya siap dan tanggap apabila terjadi bencana di Indonesia ini pak. Saya tidak akan begitu senang, duduk diam saja mendapati rekan - rekan tim saya yang biasanya bersama - sama turun ke lokasi bencana harus berjuang sendiri. Mohon maaf pak, saya minta untuk ikut turut diberangkatkan." Ucap Bagus spontan sambil berdiri dari kursinya. Aku dan Leo mencoba menenangkan Bagus dengan cara menyuruhnya kembali duduk.
 "Sudah duduk dulu Gus." Ucap Leo.
 "Ia Gus duduk dulu, kita dengar kelanjutan permintaan kamu kepada pak Komandan." Ucap bang Riksol selaku pemimpin tim Rescue.